Denny Tuejeh

Ayah Sopir Angkot hingga Gagal Jadi Dokter, Kisah Denny Tuejeh Beri Inspirasi Generasi Muda Sulut

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Isvara Savitri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Denny Tuejeh, saat berbincang dengan anak muda beberapa waktu lalu.

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Letjen TNI (Purn) Alfred Denny Tuejeh adalah salah satu putra terbaik Sulawesi Utara saat ini.

Dia sedikit dari putra kawanua yang mencapai bintang tiga di TNI.

Denny kian menyala setelah diusung sebagai bakal Calon Wakil Gubernur Sulut dari PDI Perjuangan berpasangan dengan Steven Kandouw. 

Semua kalangan jatuh cinta dengan sosok ini, mulai dari emak-emak, milenial, hingga gen Z. 

Tuejeh juga dapat mencuri hati wong cilik karena ia berasal dari keluarga sederhana.

"Ayah saya sopir angkot, ibu hanya ibu rumah tangga," kata dia, Rabu (2/9/2024).

Meski berasal dari latar belakang keluarga sederhana, tapi Tuejeh berani bermimpi dan berani pula mewujudkannya.

Calon Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Denny Tuejeh, saat berbincang dengan anak muda beberapa waktu lalu.

Tuejeh sempat gagal. "Saya gagal jadi dokter karena biaya," katanya.

Tapi Tuejeh tak kapok dan terus berjuang.

Hingga pada satu waktu, dia mengikuti tes ABRI dan akhirnya lulus. 

Dari situlah jenjang kariernya sebagai anggota TNI berproses hingga mencapai pangkat Letnan Jenderal atau Jenderal Bintang Tiga.

Succes story inilah yang kerap dibagikannya pada kaum muda.

“Perjalanan karier saya ini tidak gampang. Saya merintis satu per satu, apalagi kondisi keluarga saya yang ekonominya menengah ke bawah. Namun, yang pertama saya lakukan itu adalah doa. Jika Tuhan menghendaki, maka jadilah sesuai kehendak-Nya,” tuturnya.

Menurut Denny, tak ada yang tak mungkin. 

Baca juga: 10 Ayat Alkitab Tentang Seorang Pemimpin

Baca juga: Obor Pemuda GMIM, Yakobus 4: 7, Ketaatan Kepada Allah, Mengalahkan Iblis

Semua dicapai bila ada doa, kerja, dan mimpi.

"Kaum muda beranilah bermimpi, berdoa, dan bekerja untuk mewujudkannya," sambung Denny.

Ia mengaku ingin sekali bertemu dengan para anak muda untuk membicarakan soal bonus demografi.

“Akan sangat membanggakan apabila anak–anak muda kita di Sulut ini di saat usia produktif 15-64 tahun tidak bersandar pada orang tua. Inilah yang menjadi tantangan kita saat ini,” terangnya.

Untuk itu, dia mengajak para anak muda mampu menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

“Gunakanlah teknologi sebagai alat untuk membuka lapangan kerja, serta bisa menghasilkan dengan cara yang halal. Jangan sampai terjerumus di praktik judi online,” tegasnya.(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkini