Di keluarga, sosok Ibrahim memang sudah terkenal dengan keberaniannya.
"Saya takut, memang dia istilahnya orangnya berani gitu Pak di keluarga," kata Ismail.
Ismail pun memikirkan keselamatan istri dan anaknya.
"Saya dari malem mikirin, Pak. Kalau saya mati gak apa-apa Pak, tapi anak istri," ujar Ismail tak mampu menuntaskan kalimatnya karena menangis.
Dedi Mulyadi pun menenangkan dan berjanji melindungi Ismail dan keluarganya.
Bahkan Dedi meminta istri dan anak Ismail untuk sementara tinggal bersama.
"Yaudah Bapak nanti dilindungi. Berarti nanti kita laporkan ada ancaman kepada Bapak. Iya teror berarti kan intimidasi," kata Dedi.
"Saya tidak akan membiarkan orang yang jujur mengungkap kebenaran mendapat intimidasi," tambah pria yang karib disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Pengakuan Lengkap Ismail
Sebelumnya, Ismail mengaku menyaksikan sendiri kecelakaan maut tersebut di Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Peristiwa itu teringat karena berbarengan dengan momen spesial sang anak yang melamar calon pasangannya pada 8 tahun silam meski kini hubungan mereka kandas.
"Saya inget pak, anak angkat saya ada acara lamaran (saat itu)" cerita Ismail kepada Dedi Mulyadi di Channel Youtube Kang Dedi Mulyadi yang tayang pada Rabu (7/8/2024).
Ia bercerita 8 tahun silam, tepatnya pada hari Sabtu (27/8/2024), anaknya, Purnomo, hendak melamar Yeni di Desa Watubelah, Cirebon.
Sepulangnya dari rumah Yeni, sekitar pukul 22.15 WIB, Ismail bersama anaknya pulang melewati Jalan Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Saat melintas di jembatan itu, mereka berdua melihat pengendara motor yang berboncengan dengan seorang wanita melaju secara ugal-ugalan.