TRIBUNMANADO.CO.ID - Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, telah meninggal dunia penulis cerita anak, Dwianto Setyawan.
Dwianto Setyawan meninggal dunia pada 1 Juni 2024.
Sebelum Dwianto Setyawan meninggal, penulis novel ini ternyata alami hal ini.
Dwianto Setyawan rupanya tengah mengidap sakit sindrom mielodisplasia (MSD) atau kelainan sel darah.
Dwianto Setyawan adalah penulis cerita anak.
Beberapa judul novelnya yang populer seperti Sersan Grung Grung, Kelompok 2 & 1, Seri Sandi, Serial Kartika Kadarman, Lorong-Lorong keraguan, hingga Aku dan Mama.
Penulis cerita anak dan novel asal Kota Batu, Malang yaitu Martinus Dwianto Setyawan meninggal dunia dalam usia 75 tahun.
Ia dikenal sebagai sosok pekerja keras dan profesional, dan juga penulis cerita anak terbaik di Indonesia.
Dwianto meninggal setelah menderita sakit sindrom mielodisplasia (MSD) atau kelainan yang disebabkan oleh sel darah yang tidak terbentuk secara sempurna sejak Desember 2023.
"Sejak Desember 2023, kesehatan beliau ini mulai menurun dan beberapa kali masuk rumah sakit di Surabaya maupun di Malang. Dan terakhir ini, masuk dan opname di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan (RKZ) Malang pada Kamis (30/5/2024),"
"Mungkin karena sudah akut, kondisi kesehatan beliau terus menurun dan masuk ke ICU. Lalu pada Sabtu (1/6/2024) pukul 23.30 WIB, beliau meninggal dunia," ungkap Budianto (70) yang merupakan adik Dwianto saat ditemui di Rumah Duka Yayasan Gotong Royong Kota Malang pada Senin (3/6/2024).
Saat ini, jenazah dari penulis cerita anak Sersan Grung-Grung dan Kelompok 2&1 tersebut masih disemayamkan di Rumah Duka Yayasan Gotong Royong Kota Malang.
Rencananya pada Rabu (5/6/2024) mendatang, jenazah akan diberangkatkan untuk dikremasi dan diperabukan di Krematorium Sentong Baru Lawang.
Sementara itu, sepupu Dwianto, Soedarno Hadipuro menuturkan, bahwa sosok Dwianto Setyawan dikenal sebagai sosok penulis anak terbaik di Indonesia.