TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Anomali suara Pemilu 2024 ramai di publik. Suara Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Gelora naik sedangkan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 'meledak'.
PKB berdasarkan hasil hitung cepat versi lembaga survei Indikator Politik Indonesia di angka 10,64 persen. Pada Sirekap naik 0,9 persen menjadi 11,54 persen.
Gelora mendapat 0,88 persen dalam hitung cepat, rekapitulasi di Sirekap naik 0,61 persen menjadi 1,49 persen. Kemudian PSI dalam hitung cepat 2,66 persen sedangkan di Sirekap naik 0,47 persen menjadi 3,13 persen.
Selanjutnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di angka 8,13 persen versi hitung cepat. Turun 0,63 persen menjadi 7,5 persen versi Sirekap.
Dugaan penggelembungan suara PSI memunculkan spekulasi adanya potensi kecurangan saat rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kecamatan.
Pakar kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini mengatakan, terjadi pergeseran dari suara tidak sah masuk ke dalam perolehan suara partai di beberapa TPS.
Kekeliruan input data Sirekap ini, katanya, harus ditelusuri oleh KPU apakah semata faktor kesalahan sistem atau ada indikasi kesengajaan menggiring suara ke partai tertentu.
Komisioner KPU Idham Holik mengatakan rujukan utama perolehan suara tetap berdasarkan foto dokumen formulir Model C.Hasil Plano, meskipun angka yang tertulis dalam laman KPU berbeda.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi menyebut kenaikan suara PSI dengan sebutan "ledakan". Sebab menurutnya fenomena ini berbeda dengan naik dan turunnya suara partai lain di Pemilu 2024 yang terlihat smooth.
"PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain. Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," tulis Burhanuddin di media sosial X (Twitter) miliknya.
Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, juga menilai perolehan suara PSI saat ini "mengejutkan". Pasalnya dalam hitungan tujuh hari PSI mendapatkan 0,6 persen suara dari sekitar 2 persen suara nasional yang masuk ke Sirekap.
Meskipun dalam catatannya, angka PSI 3,13 persen itu masih dalam batas margin of error lembaga surveinya sebesar 0,54 persen.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengatakan adanya penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi merupakan hal yang wajar.
Dia pun mempertanyakan pihak-pihak yang disebutnya mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan penambahan suara partainya sebagai ketidakwajaran.
Grace berkata, saat ini lebih dari 70 juta suara belum terhitung dan sebagian besar merupakan basis pendukung Presiden Jokowi.