TRIBUNMANADO.CO.ID - Bendahara Umum DPP PDIP Olly Dondokambey turut mendampingi Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo saat bertandang ke kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Graha Oikumene, Jalan Salemba Raya Nomor 10, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024) pagi.
Tokoh nasional lainnya yang mendampingi Ganjar Pranowo adalah Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud Yenny Wahid serta Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Kedatangan Ganjar di PGI untuk berdialog kebangsaan dengan para pemimpin PGI dan perwakilan umat Kristen di Indonesia.
Ganjar Pranowo yang mengenakan kameja hitam duduk diapit Olly dan Ketua PGI Pdt Gomar Gultom.
Disamping Gomar duduk Yenny Wahid.
Sementara Harry Tanoe duduk disisi Olly.
Pertemuan berlangsung hangat dan akrab diselingi canda tawa. Ganjar dalam sambutannya membeber tentang evolusi kepemimpinan yang merupakan suatu keharusan konstitusi.
"Lima tahun maju dan lima tahun lagi, tak boleh nambah," kata dia.
Ganjar mengingatkan tentang perjuangan kaum muda di era 98.
Mereka berjuang agar tak ada kekuasaan yang tak terbatas. Kekuasaan dibatasi konstitusi. Ganjar menuturkan, reformasi memungkinkan siapapun menjadi apapun.
"Saya hanya anak keluarga biasa tapi bisa jadi Gubernur, begItupun pak Olly Dondokambey," katanya.
Pada kesempatan itu, Ganjar menuturkan sekelumit kisahnya sewaktu menjabat anggota DPR RI. Kala itu, koleganya Olly Dondokambey mengusulkan agar Ganjar jadi Gubernur Jateng.
"Kala itu saya lebih dahulu mencari tahu apa keinginan rakyat," katanya.
Ganjar menegaskan komitmen kebangsaannya. Ia mempelajari sejarah dan menyimpulkan bilamana Indonesia dilahirkan oleh bidan bidan yang berbeda.
"Beda suku dan beda agama, maka tidak ada satupun yang dapat mengklaim superior melahirkan negara ini," kata dia.