Manado Sulawesi Utara

Fogging Tak Boleh Digunakan untuk Mencegah Kasus DBD, Ini Penjelasan Kepala Dinkes Manado

Penulis: Isvara Savitri
Editor: Chintya Rantung
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi fogging

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Menurut data yang dihimpun Tribunmanado.co.id, ada sekitar 598 kasus DBD pada 2022.

Sedangkan di tahun 2023, ada 780 kasus DBD dengan case fatality rate sebesar 1,2 persen dari total kasus.

Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang mengira bahwa fogging merupakan satu di antara langkah pencegahan DBD.

Padahal, fogging adalah langkah menghentikan penularan.

Ada sejumlah dampak negatif jika fogging digunakan sebagai langkah pencegahan.

Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Manado, dr Steaven Dandel, Jumat (12/1/2024).

"Sebenarnya yang kita semprotkan itu racun, bisa merusak lingkungan sehingga tidak boleh terlalu sering disemprotkan," jelas dr Steaven.

Kemudian, zat fogging juga bisa berbahaya bagi kesehatan manusia jika terpapar di sumber air dan sumber makanan.

Fogging yang terlalu sering juga menimbulkan kekebalan nyamuk terhadap insektisida.

"Jadi kalau misalnya 2-3 kali fogging berhasil, di fogging keempat sudah tidak ada lagi yang mempan. Nyamuknya tetap hidup," tambah dr Steaven.

Hal itu justru bisa berakibat fatal jika di suatu wilayah benar-benar ada kasus DBD.

Penularan pun sudah tidak bisa dihentikan karena nyamuk sudah kebal terhadap fogging.(*)

Baca juga: 780 Kasus DBD Terjadi di Manado Sulawesi Utara Sepanjang 2023

Baca juga: Kasus DBD Alami Peningkatan Signifikan, Dinkes Sitaro Sulut Lakukan Fogging di Beberapa Wilayah

Berita Terkini