Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah kader PDIP Sulut akar rumput menyebut hut ke 51 PDIP adalah momen kembalinya jargon partai sandal jepit.
Mereka menyambut hangat seruan turun ke bawah.
"PDIP dari dulu identik dengan sebutan partai sandal jepit atau partai slop gepe," kata Sally warga Minut yang merupakan kader garis keras PDIP, Selasa (9/1/2024).
Menurut dia, PDIP di masa orde baru selalu jadi pelabuhan bagi yang terhina dan tertindas.
Berkat perjuangan wong cilik, PDIP mampu bangkit perlahan, dari partai kecil, menengah hingga besar dan pada akhirnya sangat berpengaruh.
"Nah di momentum ini, semangat turun ke bawah musti kembali digelorakan," kata dia.
Dia yakin dengan gerakan turun ke bawah, banyak warga dapat dicelikkan kembali terhadap kenyataan bahwa ada yang salah di bangsa ini dan kembali ke jalan yang benar.
PDIP menggemakan turun ke bawah dalam hutnya ke - 51 pada 10 Januari 2023.
Pengamat politik Sulut Taufik Tumbelaka menilai hal itu pas dengan kondisi PDIP saat ini.
"Ini momentum yang sangat baik untuk kembali memperkokoh turun ke bawah," katanya Selasa (9/1/2024).
Ungkap Taufik, turun ke bawah sesungguhnya adalah jati diri PDIP.
PDIP dapat bertahan di segala zaman berkat turun ke bawah.
"PDIP itu selalu identik dan dekat dengan masyarakat bawah, bahkan dulu disebut partai wong cilik, partai sandal jepit," kata dia.
Sebut Taufik, jatidiri itu sedikit terkikis. Apalagi setelah PDIP jadi besar.
Banyak pendatang yang menangguk untung di partai, hidup elitis dan sama sekali lupa dengan turun ke bawah.