TRIBUNAMNADO.CO.ID - Berita duka kecelakaan kereta Api (KA) Turangga relasi Surabaya-Bandung bertabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya menjadi duka awal tahun seluruh rakyat Indonesia.
Kecelakaan tersebut terjadi di petak Stasiun Cicalengka-Haurpugur pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.30 WIB.
Dalam kecelakaan tersebut mengakibatkan empat orang meninggal dunia.
Dua diantaranya, yakni Pramugara Kereta Api Turangga, Ardiansyah dan masinis Julian Dwi Setiono.
Dikutip dari Kompastv, penyebab kecelakaan dua kereta tersebut diduga karena ada yang menghalangi jalur komunikasi.
Sehingga hal itu membuat masinis dari kedua kereta api tersebut tidak dapat melihat dan berkomunikasi.
Menanggapi hal ini, Vice President Public Relations PT KAI, Joni Martinus menjelaskan dugaan penyebab kecelakaan kereta api masih diselidiki.
“Sejauh ini kami belum bisa memberikan keterangan terkait penyebab kecelakaan tersebut. Karena tentu harus kita dalami dan kita lakukan pemeriksaan dan investigasi lebih lanjut,” ungkap Joni, dikutip dari siaran langsung KompasTV.
Joni juga menerangkan, saat ini PT KAI tetap akan mengoperasikan kereta api dengan cara memutar.
“Tadinya yang kereta api melewati jalur selatan dari Bandung menuju ke Tasikmalaya dan Banjar saat ini kita lakukan upaya memutar melalui utara dari Bandung ke arah Cikampek,” kata Joni.
Sosok Ardiansyah
Pramugara Kereta Api Turangga, Ardiansyah (30), menjadi salah satu korban meninggal dalam peristiwa tabrakan kereta api di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2023).
Kecelakaan tersebut melibatkan KA Turangga dan KA Commuter Bandung Raya yang beradu banteng dalam satu jalur lintasan. Selain Ardiansyah, dua korban meninggal lain yakni masinis Julian Dwi Setiono, masinis KA Commuter Bandung Raya, dan Ponisa, asisten masinisnya.
Kepergian para korban tentu saja meninggalkan kesedihan bagi keluarga dan orang-orang terdekat mereka.
Termasuk Nunung Nurhayati (60) dan Endang Kurnia (65), orang tua dari Ardiansyah.