Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Tentara Israel yang terluka menolak Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ketika dirinya hendak menemui para tentara tersebut.
Perdana Menteri berumur 74 tahun itu dilaporkan ingin menemui tentara Israel yang terluka di Rumah Sakit Sheba, Ramat Gan.
Mereka adalah tentara yang menderita saat serangan ke Gaza, Palestina.
Sebagaimana yang dilaporkan media Israel Channel 13 dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (20/12/2023) para tentara Israel yang terluka menolak menemui Benjamin Netanyahu.
Benjamin Netanyahu ditolak lantaran diduga tentara Israel sebenarnya banyak yang tewas selama serangan ke Gaza.
Di mana berdasarkan laporan militer Israel, disebutkan total ada 464 tentara Israel telah terbunuh sejak awal perang di Gaza pada 7 Oktober.
Meski begitu, ada desas-desus yang berhembus bahwa jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sebenarnya.
Militer Israel diduga sengaja memangkus jumlah korban yang sebenarnya. Diduga korban dari pihak militer Israel jauh dari jumlah tersebut, bahkan kemungkinan ada ribuan militer Israel yang tewas.
Selain itu sebanyak 132 dari mereka tewas sejak awal operasi darat di Gaza pada akhir Okrober.
Popularitas Netanyahu di Israel memang telah menurun sejak dirinya kembali berkuasa pada 2022.
Perubahan Undang-Undang (UU) yang terkesan melindungi pemerintahannya dan menjadi anti-kritik membuat warga negara Zionis itu terus memprotesnya.
Netanyahu juga diserang karena intelijen negaranya tak bisa memprediksi serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Serangan itu dilaporkan telah merenggut nyawa 1.200 warga Israel, serta membuat lebih dari 200 orang disandera.
Ia juga disorot karena dianggap tak maksimal dalam membebaskan para sandera.
Apalagi, kengototannya tak mau gencatan senjata membuat Hamas menolak membebaskan sisa sanderanya.
Oposisi Israel sendiri menegaskan sudah waktunya bagi Netanyahu untuk mundur, dan pemilihan umum segera dilakukan.
• Benjamin Netanyahu Katakan Israel Lanjut Perang hingga Hamas Hancur: Kami Hujani dengan Api Neraka