TRIBUNMANADO.CO.ID - Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu tegas menolak permintaan Hamas untuk mengakhiri perang dan membebaskan sandera.
Persyaratan yang diajukan oleh Hamas itu dianggap Israel sebagai langkah yang sia-sia.
PM Netanyahu menjelaskan, untuk membebaskan sandera yang tersisa, Hamas menuntut diakhirinya perang, pembebasan tahanan Palestina, dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
“Saya mengerjakan ini sepanjang waktu. Namun untuk lebih jelasnya, saya menolak sepenuhnya persyaratan dari Hamas,” katanya dalam sebuah pernyataan, Selasa(23/1/2024).
“Kalau kita menyetujuinya, prajurit kita akan gugur sia-sia.
Jika kami menyetujui hal ini, kami tidak akan bisa menjamin keamanan warga negara kami,” tambah Netanyahu.
Sementara dari pihak Hamas, ketika ditanya mengenai pembebasan sandera, seorang pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, dengan penolakan PM Israel terhadap kesepakatan yang telah mereka ajukan,
berarti tidak ada peluang bagi kembalinya para tawanan Israel, yang diperkirakan berjumlah 130 orang tersebut.
Lanjut Sami, keputusan Netanyahu tersebut juga membuatnya harus menghadapi tekanan dan protes dari berbagai pihak.
Pada Minggu (21/1/2024) malam, anggota keluarga para sandera dilaporkan telah memulai protes di depan rumah pribadi Netanyahu, yang berada di Yerusalem.
Lewat aksi protes tersebut, Forum Sandera dan Keluarga Hilang Israel mengatakan, para pengunjuk rasa akan tetap tinggal sampai PM Israel itu menyetujui kesepakatan untuk memulangkan para sandera.
Dalam pernyataan terpisah, kelompok advokasi tersebut juga dengan tegas mengatakan, jika Netanyahu memutuskan untuk mengorbankan para sandera,
dia harus menunjukkan kepemimpinannya, dan secara jujur menyatakan posisinya kepada masyarakat Israel.
“Kami membutuhkan pemerintah untuk segera memperbaiki masalah yang mereka timbulkan dan segera memulangkan para sandera ini,” kata Jon Polin, ayah dari salah seorang sandera.
Menanggapi desakan dari berbagai pihak tersebut, Netanyahu kembali menegaskan bahwa keputusannya sudah bulat