Kehidupan yang jauh dari rahmat Allah membuat kaum Ad jauh pula dari perilaku mulia.
Mereka yang merasa terhormat menindas rakyat jelata dan yang merasa kuat menyakiti orang-orang lemah.
Kepada kaum itulah Allah mengutus Nabi Hud untuk berdakwah.
Nabi Hud dikenal sebagai seorang laki-laki yang berakhlak mulia, sabar, bijaksana dan berlapang dada.
Begitu menerima wahyu kerasulan, Nabi Hud menyeru kaumnya.
“Wahai kaumku, mengapa kalian menyembah berhala itu? Patung-patung itu kalian pahat sendiri, kalian ukir sendiri, lalu kalian sembah-sembah.
ketahuilah, patung-patung itu benda mati yang tidak dapat berbuat apaapa pada kalian.
Tidak juga ia bisa mengabulkan doa serta mengampuni dosa-dosa kalian,” seru Nabi Nuh as kepada Kaum Ad
Bukannya menurut, kaum Nabi Hud malah membantah dengan pongahnya.
“Hai, Hud Siapalah dirimu hingga berani-beraninya menghina sesembahan kami?
Apakah kau hendak mengingkari warisan leluhur kita dengan agama barumu itu? Sekali-kali kami tidak akan mau melakukannya.”
“Sembahlah Allah yang sudah melimpahkan begitu banyak rezeki kepada kita. Hanya dia yang patut kita sembah dan tidak ada sekutu baginya.” Kata Nabi Hud Lagi.
“Ah, kau hanya orang bodoh yang mengigau, wahai Hud kau manusia biasa seperti kami, kau juga makan dan minum seperti kami.
Apa hakmu meminta kami meninggalkan Tuhan-tuhan kami.” bantah kaum Ad yang kufur.
“Aku adalah rasul yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kalian.