Tapi, kini Ahmad Basarah mengaku benar-benar tak habis pikir, bagaimana mungkin substansi advokasi politik yang dulu pernah digunakan untuk membela itu kini malah digunakan yang bersangkutan untuk menyerang PDI Perjuangan.
Dia menilai, Ade Armando menyerang PDI Perjuangan tanpa alasan yang rasional, sebagaimana enam orang yang dulu mengeroyoknya juga melakukan kekerasan tanpa alasan yang rasional.
‘’Saya ingin sekali tahu apa yang telah dilakukan PDI Perjuangan terhadap Ade Armando hingga ia merasa disakiti dan kini melakukan semacam balas dendam terhadap partai kami? Saya menilai Ade Armando kini juga melakukan kekerasan, padahal kekerasan yang pernah dialaminya dulu pernah membuatnya hampir tewas. Bedanya, jika dulu dia mengalami kekerasan fisik, kini dia melakukan kekerasan verbal terhadap PDI Perjuangan dengan maksud menjatuhkan partai politik kami di mata publik,’’ tegas Ahmad Basarah yang juga Wakil Ketua Lakpesdam PBNU itu.
Doktor bidang hukum lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu melontarkan pertanyaan mendasar kepada Ade Armando, bukankah sesama pejuang nasionalis mestinya saling mendukung, bukan justru saling menjatuhkan hanya karena alasan politik elektoral bagi partai politik tempat mereka bernaung saat ini.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Malang Raya, Jawa Timur, ini mengajak semua komponen masyarakat untuk menjadikan pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2024 sebagai perayaan demokrasi yang penuh keriangan, kegembiraan dan persaudaraan.
Di dalam kegembiraan itu, kata Ahmad Basarah, semua pihak harus melawan irasionalisme, fitnah, berita hoaks, juga kekerasan fisik dan kekerasan verbal.
‘’Cara-cara berpolitik yang tidak saling menyakiti pihak lain itu harus dimulai oleh para politisi apalagi yang berlatar belakang akademisi seperti Ade Armando dan lain-lain. Para politisi akademisi dan akademisi politisi mestinya menjadikan politik sarana pengabdian kepada bangsa dan negara dengan cara merawat dan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa,” tutup Ahmad Basarah.
(Sumber Tribunnews)