"Seseorang terlahir dengan otak berkerut. Tetapi poin penting dan menarik adalah otak terlipat dalam pola tertentu," terang Ronan.
Meskipun kerutan yang terdapat pada punggung (gyri) dan lembah otak (sulci) terlihat acak, keduanya sebenarnya konsisten pada setiap individu dan bahkan beberapa spesies.
Pada akhirnya, sifat fisik dan pola lipatan unik setiap wilayah korteks terkait dengan fungsinya.
“Gajah memiliki otak yang jauh lebih besar dan lebih terlipat dibandingkan manusia. Namun yang jelas, kita berada di puncak pohon evolusi, dan mereka tidak berada di puncak pohon evolusi,” papar Ronan.
Baca juga: Alasan Anggota DPRD Sulut Enggan Nyalon lagi di Gedung Cengkih: Pensiun hingga Maju ke DPR RI
Baca juga: Sejumlah Negara Batasi Ekspor, Beras Terancam Langka di Asia
Dengan kata lain, fungsi korteks otak manusia lebih maju, setidaknya dalam beberapa hal, dibandingkan fungsi korteks gajah, meskipun otak gajah memiliki lebih banyak kerutan.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Otak Manusia Berkerut-kerut?".
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.