TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui tekstur otak berkerut.
Bentuk tersebut sudah berkembang sejak bayi di dalam rahim.
Hal itu dijelaskan oleh Lisa Ronan, peneliti di Departemen Psikiatri di Universitas Cambridge di Inggris.
Korteks atau permukaan luar otak mengembang dan melipat.
Pengembangan tersebut kemudian menyebabkan peningkatan tekanan di permukaan luar.
Ini bisa dianalogikan seperti mendorong kedua ujung karet. Pada titik tertentu permukaannya akan bengkok sebagai respon terhadap peningkatan tekanan.
Atau bisa juga dibayangkan seperti dua lempeng tektonik yang saling bertabrakan. Tekanan selama tumbukan pada akhirnya menjadi begitu besar sehingga lempeng-lempeng mengalami lipatan geologis.
Otak yang berkerut
Dikutip dari Live Science, Kamis (31/8/2023) lipatan atau kerutan yang tidak terhitung jumlahnya ini memungkinkan manusia untuk memiliki lebih banyak neoron yang artinya otak lebih maju dengan kemampuan kognitif yang meningkat.
Otak yang berkerut ini jarang ditemukan karena sebagian besar otak hewan tidak terlipat. Misalnya korteks tikus tidak cukup berkembang selama perkembangan yang berarti permukaan otak mereka sepenuhnya halus.
Baca juga: Harga HP Xiaomi, Redmi dan Poco Terbaru Edisi September 2023: Xiaomi 12, Redmi Note 11 Pro, Poco F4
Baca juga: Tonton Siaran Langsung Osasuna vs Barcelona Liga Spanyol, Link Live Streaming di Sini
Otak yang berkerut cenderung terjadi pada hewan dengan otak yang lebih besar.
"Tetapi hal ini juga tidak selalu terjadi. Beberapa mamalia besar seperti manatee justru mimiliki lipatan yang jauh lebih sedikit dibandingkan yang diperkirakan para peneliti berdasarkan ukuran otak mereka," kata Ronan.
Pola kerutan otak manusia
Terbentuknya lipatan pada otak manusia tidak hanya bergantung pada pertumbuhan korteks secara keseluruhan, tetapi juga sifat fisik bagian korteks tersebut.
Misalnya daerah yang lebih tipis cenderung lebih mudah terlipat dibandingkan daerah lain.