Setelah menjadi seorang sarjana di Hongkong, Heni memutuskan kembali ke Indonesia.
Ia mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas dan AgroEdu Komunitas Jampang.
Organisasi tersebut ia dirikan untuk memberi pendidikan yang layak secara gratis kepada anak yang tak mampu.
Sontak saja, dari kontribusinya tersebut, Heni kemudian dianugerahi penghargaan sebagai salah satu anak muda di bawah 30 tahun paling berpengaruh di Asia dalam kategori sosial dari Majalah Forbes.
"Memberi bukan karena kelebihan, tapi karena tahu rasanya tidak punya apa-apa," kata Heni dikutip akun TikTok tersebut.
Sontak saja kisah Heni tersebut mendapatkan ragam komentar dari warganet.
Banyak warganet yang memberikan pujian terhadap Heni.
Bahkan banyak yang menyindir Megawati Soekarnoputri yang pernah menyebut soal kontribusi milenial.
"Bu Mega terdiam melihat ini, diam enggak ya? Enggak tahu deh," tulis warganet.
"Jadi ingat kalimat 'apa sumbangsih kaum milenial untuk Indonesia?' kudu viral dah," kata warganet lainnya.
"Bangga, ini dia anak muda yang patut didukung. Kemarin ada yang nanya, mana sumbangsih anak milenial. Ini bu, salah satunya," komentar warganet yang lain.
Sebagai informasi, pada tahun 2020, Megawati sempat menyindir kaum milenial.
Dia menyebut jika Presiden Jokowi terlalu memanjakan kelompok milenial.
"Saya bilang sama Presiden jangan dimanja generasi milenial,
Saya mau tanya apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi," ucap Megawati.