Penemuan Bangkai Babi

Warga Manado Sulawesi Utara Mendadak Takut Makan Daing Babi, Buferlan: Sudah Dua Pekan Saya Stop

Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daging Babi yang dijual di salah satu Swalayan yang ada di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga Manado mendadak takut makan babi. 

Hal itu disebabkan pengaruh psikologis akibat peristiwa kematian babi di sejumlah sentra wilayah peternakan babi di Sulawesi Utara yang disertai merebaknya isu virus ASF. 

Padahal babi adalah salah satu makanan favorit warga Manado. Kios kuliner babi ada di seluruh penjuru kota Manado. 

Buferlan warga Kelurahan Malalayang mengaku "puasa" makan babi. "Sudah dua pekan saya stop makan babi," kata dia Kamis (20/7/2023). 

Ketakutannya bersumber dari kabar banyaknya babi mati di wilayah Minsel. 

Ia takut bilamana babi yang ia konsumsi ternyata adalah babi yang mati mendadak karena penyakit. 

"Jelas saja saya ketakutan, lebih baik batasi dulu makan babinya," katanya. 

Sally, warga lainnya menuturkan, ia jadi ngeri makan babi seiring beredarnya kabar babi mati mendadak. 

Kabar itu didengarnya dari seorang saudaranya di Minsel.

"Saudara saya ngaku jika babi peliharaannya mati," kata dia. 

Ungkap dia, pengucapan di Minsel juga diwarnai trauma babi mati. 

Akibatnya konsumsi babi tak sebanyak pengucapan sebelumnya. 

Sesungguhnya virus ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk dikonsumsi.

Tapi ketidaktahuan masyarakat membuat banyak yang enggan mengkonsumsi daging babi dan terbitlah petaka bagi pedagang daging babi. 

Sintia penjual daging babi di Pasar Segar Paal Dua mengaku penjualan babi kini seret.

Halaman
12

Berita Terkini