Setelah berjalan ke arah gunung dan jalan setapak selama dua hari, tim tersebut kemudian sampai ke sebuah perkampungan di tengah hutan yang berdekatan dengan sungai.
"Informasi saya mengatakan orang itu ada teungku, Tgk Bantaqiah Namanya,”
“Rupanya orang ini difabel, terlahir dengan kondisi fisik yang tidak sempurna," kenang Andika.
"Tapi, ia sebagai salah satu tokoh, ini berdasarkan informasi. Begitu saya ketemu, saya jadi ragu, tidak seperti yang saya dengar," tambahnya.
Menurut pandangannya, sosok tersebut begitu lemah, sudah lanjut usia dan difabel.
"Apa mungkin? Akhirnya saya berusaha untuk meluluhkan aja hati, karena dia terbuka kan," ujar Andika.
Sebelumnya, informasi yang sampai kepada Andika dan tim, kalau Tgk Bantaqiah dianggap sebagai sosok yang melindungi.
Serta memberikan tempat bersembunyi ke kelompok bersenjata Gerakan Aceh Merdeka ( GAM).
"Saya dekati segala macam, jadi sama sekali tidak saya perlakukan seperti yang di-briefing-kan," kenangnya.
Setelah sebulan berada di sana, hubungannya dengan Tgk Bantaqiah semakin membaik.
Sosok tersebut malah terbuka dan memberikan sejumlah informasi.
"Saya lebih percaya kepada hati kecil saya, orang ini gak mungkin (membelot)," jelas Andika.
"Berbeda dengan informasi yang saya terima. Dia lebih seperti orang yang terpaksalah,” tambahnya.
Kenal dengan Tgk Bantaqiah membuat Andika dkk malah terbantu mendapatkan banyak informasi penting.
"Sehingga hubungan baik yang sudah bagus itu bisa menemukan ladang ganja yang gak ada orang tahu, tempat persembunyian kelompok bersenjata,” tuturnya.