Pasalnya, waktu yang dibutuhkan paling cepat 1 bulan ke depan baru bisa berangkat karena peternak harus mengurus berbagai administrasi.
Belum lagi bicara biaya transportasi, vaksinasi dan lainnya yang membutuhkan modal besar.
"Ditanya merugi, ya merugi sekali kami tahun ini," pungkasnya.
Sementara itu, data yang diperoleh dari grup para peternak ada 19 kandang yang tersebar di seluruh Jabodetabek.
Rata-rata jumlah sapi yang belum laku pada satu kandang, mencapai puluhan ekor.
Seperti di kandang Gerbang GDC Depok, jumlah sapi 104 ekor, yang sudah laku 16 ekor, yang belum laku 88 ekor, jumlah pemilik sapi 10 orang
Kandang Ceater Tangsel dan koordinator, jumlah sapi 188 ekor, sudah laku 120 ekor dan yang belum laku 68 ekor dari pemilik sapi 32 orang.
Kandang Kaliabang bungur Bekasi. Jumlah sapi 23 ekor, sudah laku 10, yang belum laku 13 ekor dan dimiliki oleh 1 orang.
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul BREAKING NEWS: Peternak Sapi Asal Bima Ungkap Praktik Pungli Oleh Oknum dari Institusi Berbeda, https://lombok.tribunnews.com/2023/07/05/peternak-sapi-asal-bima-ungkap-praktik-pungli-oleh-oknum-dari-institusi-berbeda?page=all.