Kala itu, dagangan mereka laris manis, bahkan sampai harus tambah stok.
Ia memperkirakan, penyebabnya karena banyak warga Gorontalo yang mudik.
"Kebanyakan sudah mudik ke Gorontalo," kata dia.
Dirinya masih berharap pemerintah akan mengubah keputusan yang melarang penjualan pakaian bekas impor.
"Sampai kini kami masih berharap ada kemurahan hati dari pemerintah," katanya.
Hal berbeda terjadi di Pasar Airmadidi, Minahasa Utara.
Cabo di sini laris manis mirip kacang goreng.
Strategi banting harga penjualnya laris manis.
"Wah murah sekali," kata Gerald Sumandag, seorang warga.
Sebut dia, kemeja pria dijual dengan harga Rp 35 ribu per potong.
Yang lebih gila adalah celana.
"Dijual 100 ribu dua buah," katanya.
Harga dress wanita juga miring, hanya Rp 50 ribu, pun celana pendek yang hanya Rp 35 ribu per buah.
Baca juga: Dicekoki Miras hingga Mabuk, Gadis 12 dan 17 Tahun Jadi Korban Rudapaksa 12 Pria di 2 Tempat Berbeda
Baca juga: Lirik Lagu Bapa Yang Lebih Tau - Rebecca Pakpahan, Lagu Rohani Kristen
Arif, salah satu penjual cabo di Pasar Airmadidi, menuturkan barang yang dijual adalah sisa stok.
Barang itu sengaja dijual miring agar habis.
"Idulfitri ini adalah momennya," kata dia.
Melihat animo warga, ia optimis barang itu segera habis.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.