TRIBUNMANADO.CO.ID - KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyoroti aksi penyerangan KKB Papua di Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu (15/4) lalu.
Jenderal Dudung mengutuk keras penyerangan yang terjadi di Distrik Mugi-Mam, Nduga, yang hingga menewaskan satu orang prajurit.
Eks Pangdam Jaya ini juga menyoroti teror yang dilakukan Kelompok Separatis Teroris Papua kepada masyarakat.
"Bukti dari kebiadaban Kelompok Separatis Teroris Papua yang terus menerus memberikan teror kepada masyarakat maupun alat negara yang sedang bertugas," kata Dudung dikutip dari Kompas Tv.
Atas gugurnya prajurit TNI Pratu Miftahul Arifin, Dudung turut menyampaikan bela sungkawanya.
Pratu Miftahul Arifin diketahui meninggal dunia setelah terlibat baku tembak dengan kelompok separatis Papua tersebut.
Jenderal Dudung dikabarkan gugur di Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua pada pukul 16.30 WIT.
Menindaklanjuti hal itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan untuk melakukan Operasi Siaga Tempur, setelah peristiwa kontak tembak antara TNI dan anggota Kelompok Separatis Teroris (KST) terjadi.
Pasalnya, selain prajurit Pratu Miftahul Arifin gugur dalam insiden ini, empat orang anggota TNI yang ikut dalam misi penyelamatan pilot pesawat Susi Air, belum ditemukan.
Keempat prajurit tersebut belum diketahui keberadaannya setelah terlibat kontak tembak dengan KST di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) pukul 16.00 WIT.
Mengutip siaran langsung konferensi pers di Youtube Tribun Jateng, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyampaikan akan terus mengupayakan pencarian keempat prajurit tersebut.
"Yang masih belum terkonfirmasi ada empat personil, kita masih terus mencari keberadaannya," kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat konferensi pers di Papua, Selasa (18/4/2023).
Diketahui, Panglima TNI menerjunkan sebanyak 36 personil anggota TNI untuk mengevakuasi pilot Susi Air.
Namun, ditengah jalan mereka dihadang oleh kelompok separatis tersebut.
Dalam peristiwa itu, empat orang mengalami luka, empat orang belum ditemukan dan satu meninggal dunia.