Dia kemudian bercerita kalau saat itu dia berada sekitar 50 meter dari tempat tabrakan.
"Saya takut mendekat karena sudah ada percikan api dan kendaraan sudah mulai terbakar. Saya takut jangan sampai mobil tangki meledak, " katanya.
Saat itu dia melihat ada satu orang yang sedang berlari kearahnya dengan wajah yang berlumuran darah.
"itu salah satu supir dari salah satu kendaraan yang terbakar. Dia bilang kalau didalam mobilnya masih ada 3 orang lagi. Tapi melihat kondisi itu saya juga tidak bisa berbuat apa-apa, "ungkapnya.
Dari pengakuan sang supir yang Bram bantu saat itu diketahui kalau kendaraan yang dikendarainya dan satu kendaraan yang ada didepannya dari arah Amurang menuju Manado dikagetkan dengan tangki minyak dari arah berlawanan yang sudah oleng dan kemudian terguling menimpa mobil di depannya yang juga menimpa mobilnya.
Bram mengaku kaget saat mengetahui kalau salah satu korban dalam kejadian itu adalah mantan penjabat hukum tua Desa Munte Maikel Sagai.
"Saya sebagai ketua BPD dan almarhum pernah menjabat hukum tua tahun 2022.Hubungan kami sangat dekat dan beliau dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat. Sangat berdedikasi dalam bekerja, " kenang Bram.
Masyarakat desa Munte merasa sangat kehilangan seorang tokoh masyarakat yang masih muda dan memiliki potensi besar untuk membangun desa Munte.
"Beliau memiliki track record yang sangat baik saat menjabat sebagai hukum tua, saya dan seluruh masyarakat desa Munte sangat merasa kehilangan seorang sosok yang masih muda dan sangat diharapkan, " tandasnya.
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.