"Kemudian, 260 jiwa di DOK IV jalan Sumatera, 73 jiwa di RT 01 Tasangka, 254 jiwa di Gajah Putih dan 159 di Polairud Hamadi," ujar pria yang karib disapa Aam ini.
Sementara itu, data kerugian material juga bertambah. Rinciannya, 15 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, dan 28 rumah rusak ringan.
Selain itu, 1 cafetaria roboh dan tenggelam, 5 gedung perkantoran rusak, RSUD Kota Jayapura rusak, 1 masjid, 2 gereja, 1 hotel dan 1 supermarket turut terdampak.
Abdul Muhari mengatakan, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura dan BPBD Provinsi Papua bersama unsur forkopimda terus melakukan pendataan, monitoring, dan memberikan dukungan dasar penanganan darurat bagi para penyintas.
Saat ini, pihak Pemerintah Kota Jayapura juga tengah memproses status tanggap darurat.
"Beberapa hal yang menjadi kebutuhan mendesak saat ini meliputi genset listrik, tenda, kasur lipat, makanan siap saji, selimut, tikar dan air mineral," katanya.
Diketahui, berdasarkan hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 13.28 WIB atau 15.28 WIT, berpusat di 2.60 LS dan 140.66 BT di kedalaman 10 kilometer.
Apabila ditarik garis lurus, gempa bumi dalam kategori dangkal itu memang hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer barat daya dari Jayapura dan 6 kilometer tenggara dari Kota Jayapura.
Merujuk pada data BMKG, wilayah Kota Jayapura dan sekitarnya diguncang gempa bumi secara bertubi-tubi hingga sebanyak 1.055 kali sejak 2 Januari 2023 dan yang dirasakan oleh masyarakat ada 120 kejadian.
(*)
Baca Berita Tribun Manado DI SINI
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com