Salah satu warga, Hari Masuji mengatakan korban merupakan pemulung yang biasa memilah sampah di tempat penampungan sementara (TPS) sampah di Perumahan BTN Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Lokasi korban meninggal dunia juga berapa di belakang TPS Perumahan BTN Kelurahan Gedog.
Menurut Hari, korban bernama Naryo, warga Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
"Tiap hari, korban bersama saya memilah sampah di TPS BTN Gedog. Tapi, saya tadi tidak tahu waktu korban tertabrak kereta api," kata Hari.
Diduga, saat itu, korban habis cuci tangan dan kaki di sungai aliran irigasi yang berada di belakang TPS.
Lokasi sungai, dari TPS harus menyeberang melewati jalur kereta api.
"Biasanya korban cuci tangan dan kaki di air pam dekat TPS. Saya tidak tahu, kalau korban cuci tangan dan kaki di sungai," ujarnya.
Dikatakannya, korban mengalami gangguan pendengaran.
Diduga, saat hendak menyeberang rel, korban tidak mendengar ada kereta api lewat.
"Korban memang mengalami gangguan pendengaran. Mungkin, saat menyeberang rel, dia tidak mendengar ada kereta api lewat," katanya.
Hal sama dikatakan warga lain, Sukar. Menurut Sukar, korban memang mengalami gangguan pendengaran.
Sukar mengaku juga pernah melihat korban hendak menyeberang rel ketika ada kereta api yang hendak melintas.
"Waktu itu, saya tahu sendiri, korban hendak menyeberang rel saat ada kereta api.
Korban saya teriaki ada kereta lewat tapi tidak dengar.
Lalu saya lempar dengan tanah ke arahnya.
Korban baru sadar ada kereta hendak lewat dan langsung melompat menjauh dari rel," ujarnya.
Telah tayang di Surya.co.id