Mereka terpaksa dipulangkan, menakutkan banjir susulan.
Anak anak ini terlihat sedih.
Anak anak ini merasakan derita yang luar biasa akibat banjir.
Semua harta lenyap.
Sejauh mata memandang hanya ada kehancuran.
Toh itu tak tampak di ruang kelas.
Mereka tetap tersenyum.
Dan terlihat bersemangat.
Bersekolah untuk bangkit dari kegelapan menuju cahaya di seberang sana.
Mereka tahu, larut dalam kesedihan adalah petaka.
Satu satunya jalan adalah bangkit.
Banyak guru yang terharu melihat perjuangan para siswa ini.
"Saya sangat sedih dan terharu menyaksikan para siswa ini yang ke sekolah hanya memakai baju rumah," kata
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Tuminting Elisabeth Sumampouw.
Ia mengaku menitikkan air mata kala menyaksikan pemandangan tersebut.
Kepsek SD Negeri 72 Rosalie Kalombang mengatakan, pihaknya tetap menggelar belajar mengajar meski seadanya.