Cap Go Meh di Manado

Makna Aksi Tang Sin Mengiris Lidah dalam Cap Go Meh di Manado Sulawesi Utara

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Isvara Savitri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangsin Klenteng Seng Kong pesiar klenteng dan rumah warga sebelum kirab Cap Go Meh di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (5/2/2023).

Sedang aksi Tang Sin mengayunkan pedang ke kiri dan ke kanan adalah simbol keseimbangan serta harmoni.

"Manusia harus hidup harmonis dengan alam serta sesama," kata dia.

Aksi Tang Sin juga menunjukkan karakteristik dari dewa yang menghuni tubuh kasarnya.

Ada Dewa Kwan Kong, Lo Cia, Sun Go Kong, dan lainnya.

Reynold Loho, salah satu Tang Sin, menuturkan dirinya melakukan sejumlah pantangan sebelum beraksi.

Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu I’m Good - David Guetta dan Bebe Rexha

Baca juga: Kabasaran Kawal Barisan, Budaya Minahasa dalam Cap Go Meh 2023 di Manado Sulawesi Utara

"Saya harus puasa Cia Cai yakni tidak makan makanan yang bernyawa, tidak boleh bersetubuh, serta membersihkan hati dan pikiran," bebernya.

Reynold Loho menuturkan, dirinya sudah puluhan tahun jadi Tang Sin. 

Saat roh suci memasukinya, Reynold Loho mengaku dalam keadaan tidak sadar.

Ada beberapa Dewa yang memasuki tubuh Reynold Loho saat Cap Go Meh.

Tangsin Klenteng Seng Kong pesiar klenteng dan rumah warga sebelum kirab Cap Go Meh di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (5/2/2023). (Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

"Yang paling utama adalah Kwan Kong, kemudian ada Lo Cia dan Sun Go Kong," bebernya.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkini