Brigadir J Tewas

PROFIL Romo Franz Magnis Suseno, Jadi Saksi yang Meringankan Richard Eliezer

Editor: Tirza Ponto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROFIL Romo Franz Magnis Suseno, Jadi Saksi yang Meringankan Richard Eliezer

Pada 1945, keluarga Magnis mengungsi ke Cekoslowakia Barat dan tiga tahun kemudian, sang ayah dibebaskan.

Keluarga Romo Magnis pun kembali berkumpul di Jerman Barat.

Selepas menyelesaikan pendidikan setingkat SMA, Romo Magnis masuk dan bergabung dengan Serikat Jesuit.

Serikat Jesuit adalah ordo dalam Gereja Katolik Roma yang dikenal disiplin.

Pada 1955, ia menempuh pendidikan ilmu kerohanian di Jerman.

Serikat Jesuit membuat Magnis dikirim ke Indonesia untuk melakukan pengabdian pada usia 25 tahun pada Januari 1961.

Ia pun tinggal di Kulon Progo, DIY sembari menempuh pendidikan di Institut Filsafat Teologi Yogyakarta.

Di daerah tersebut, ia belajar bahasa dan budaya Jawa yang berpadu dengan Katolik.

Setelah ditahbiskan menjadi pastor pada 1967, dia ditugaskan untuk belajar filsafat di Jerman hingga meraih gelar doktor di bidang filsafat.

Pada tahun 1977, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia dan menambah nama dengan nama Indonesia.

Sejak saat itulah namanya berubah menjadi Franz Magnis-Suseno.

Romo Magnis juga berteman baik dengan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Bahkan, ia menganggap, Gus Dur adalah orang paling penting dalam hidupnya.

Di Indonesia, Romo Magnis memiliki kontribusi yang sangat besar di bidang pendidikan.

Dia menjadi pengajar di beberapa universitas terkenal di Indonesia dan menyandang gelar sebagai guru besar dan dosen luar biasa.

Halaman
1234

Berita Terkini