Lebih lanjut Nadiem menjelaskan, kementerian yang dipimpinnya akan berupaya mendorong Pemda untuk berpihak kepada guru.
Pasalnya, keberhasilan negara untuk menciptakan SDM unggul ada di tangan para guru.
"Saya tahu banyak anggota yang terlibat dalam program Merdeka Belajar.
Saya harap momentum ini semakin menguatkan gotong royong kita semua," sebut Nadiem.
Nasib guru honorer di Talaud-Sulawesi Utara perlu diperhatikan
Pahlawan tanpa tanda jasa memang julukan yang pantas bagi sosok guru, terlebih untuk guru honorer.
Tak sedikit kisah yang memilukan muncul dari mereka.
Gaji tak seberapa, namun dedikasinya untuk generasi bangsa tak diragukan lagi.
Nasib para guru honorer di perbatasan ujung utara NKRI, memprihatinkan.
Sebut saja Maya Melato, salah satu guru honorer di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Meski umurnya sudah mendekati batas usia menjadi aparatur sipil negara (ASN), namun tekadnya untuk mengajar tak pernah pudar.
Jiwa dan raganya dihabiskan untuk mengajar para murid di perbatasan NKRI.
Buktinya, tak kurang dari empat tahun dirinya mengabdi sebagai guru honorer di salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Salibabu.
Ia berharap ada perhatian pemerintah padanya, namun faktanya justru terbalik.
Dia tidak masuk dalam daftar Tenaga Harian Lepas (THL) dan hanya berstatus honorer biasa.