TRIBUNMANADO.CO.ID - Yuni Hutabarat, kakak Brigadir J terkejut bahkan merinding usai mendengar sejumlah kesaksian terdakwa Bharada E terbaru di persidangan.
Seperti sidang kasus pembunuhan Brigadir J terus bergulir di persidangan.
Diketahui Bharada E menjadi saksi di persidangan kemarin, Rabu (30/12/2022) kemarin.
Baca juga: Brigadir J Masih Mengerang Kesakitan Usai Ditembak Bharada E, Setelah Itu Dihabisi Ferdy Sambo
Pada sidang itu Bharada E secara detail mengungkap detik-detik ketika dirinya diminta Ferdy Sambo membunuh Brigadir J.
Bharada E menceritakan Ferdy Sambo menyusun skenario di lantai tiga ruangan rumahnya di Jalan Saguling pada 8 Juli 2022.
Bharada E yang dipanggil secara mendadak ke ruangan Ferdy Sambo itu terkejut saat mendengar sejumlah cerita dari atasannya itu.
Saat dipanggil Sambo, Bharada E menyebut Putri Candrawathi ikut juga mendampingi.
"Bapak FS bilang ke saya 'kamu tahu enggak ada kejadian di Magelang?'. (Richard jawab) 'tidak tahu bapak'. Enggak lama kemudian ibu PC datang duduk di samping FS. Dia (FS) diam, nangis, dia bilang 'Yosua sudah melecehkan ibu di Magelang'. Dengar itu saya kaget, takut juga, dalam hati 'ini betulkah?'," kata Bharada E dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV.
Yang paling membuat Bharada E syok adalah saat Ferdy Sambo menyebut Yosua pantas mati atas tindakannya.
Di momen itulah, Bharada E melihat Ferdy Sambo menangis.
"Dia (Ferdy Sambo) bilang 'kurang ajar anak itu. Dia sudah enggak menghargai saya. Dia menghina harkat dan martabat saya'. Dia bicara sambil emosi, nangis, mukanya merah. Dia (FS) bilang ke saya 'memang harus dikasih mati anak itu'," pungkas Bharada E.
Bharada E pun mengungkap momen ketika menembak Brigadir J.
Menurut Bhadara E, ia menembak Brigadir J dari jarak sekitar 2 meter.
Saat melepaskan tembakan pertama, Bharada E sempat menutup matanya.
Sementara Brigadir J sebelum ditembak sempat bertanya kepada Ferdy Sambo.
"Saat didorong, korban (Brigadir J) bilang, 'ih pak, kenapa pak, ada apa pak', tangannya di depan," ujar Bharada E.
Kepada hakim, Bharada E mengaku menembak sebanyak 3-4 kali.
Setelah ditembak Bharada E, tubuh Brigadir J jatuh ke lantai dalam posisi telungkup.
Menurut Bharada E, setelah ia menembak, Brigadir J masih mengerang kesakitan.
Setelah itu, Ferdy Sambo yang berada di sebelah Bharada E maju mendekati Brigadir J dan menembak ke arah tubuh Brihadir J dengan menggunakan dua tangannya.
Namun, Bharada E mengaku tidak ingat berapa kali Ferdy Sambo menembak.
Kakak Brigadir J, Yuni Hutabarat pun buka suara terkait kesaksian Bharada E yang mengungkap detik-detik saat ia diminta Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J.
Turut menonton siaran langsung sidang dengan terdakwa Bharada E tersebut, kakak mendiang Yosua, Yuni Hutabarat bereaksi.
Melalui laman media sosialnya, Yuni merinding dengan cerita Bharada E yang mengungkap keterlibatan Putri Candrawathi dalam perencanaan skenario Ferdy Sambo.
"Merinding. Bharada E dengan lugas bongkar rencana sambo dan PC yang runding dengan dirinya di hari sebelum kematian Brigadir J. Fix PC terlibat berencana," tulis Yuni di unggahan Instagram-nya, Kamis (1/12/2022).
Tak cuma Yuni, tante Yosua, Roslin Simanjuntak dan Rohani Simanjuntak pun angkat bicara terkait kesaksian terbaru Bharada E.
Mereka geram dengan banyaknya kebohongan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di kasus kematian Yosua.
"Sampai kapan kah si FS dan PC ini berbohong. Dan berdalih terus," imbuh Roslin Simanjuntak di akun Facebook-nya.
"Kejahatan luar biasa semua merencanakan membunuh almarhum Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat," imbuh Rohani Simanjuntak.
Ricky Rizal Ingin Tabrakan Mobil yang Ditumpangi Yosua
Selain soal skenario Sambo dan Putri, keluarga Yosua juga menyoroti kesaksian Bharada E terkait Ricky Rizal.
Untuk diketahui, Ricky Rizal sempat ingin menabrakkan mobil yang ditumpangi Yosua
Hal itu diungkap Bharada E di persidangan.
Diungkap Bharada di depan hakim, Ricky sempat bercerita kepadanya bahwa Ricky pernah berniat untuk menabrakkan mobil yang ia dan Yosua tumpangi saat perjalanan dari Magelang menuju Jakarta pada 8 Juli 2022.
"Pasca-kejadian itu, kami sering dipanggil-panggil sama FS dan PC bicara (menceritakan skenario). Itu sempat di lantai dua itu, pada saat saya dan bang Ricky di samping, bang Ricky ngobrol ke saya, blak-blakan bilang 'Chad, sebenarnya tuh saya udah rencana pengin nabrakin mobil', pada saat dari Magelang sampai Jakarta, Bang Ricky pengin menabrakin mobil. Karena almarhum kan posisi di sebelah kiri, dan dari Magelang sampai Jakarta itu almarhum tidur," ungkap Bharada E.
Mendengar cerita Richard, JPU tersentak. JPU pun meyakinkan Richard tentang pernyataannya itu.
Meyakini ceritanya benar, Richard lantas mengaku dirinya sudah disumpah.
"Bang Ricky bilang ke saya, pengin menabrakin mobil di sebelah sisi kiri," kata Richard.
"Pada saat perjalanan dari Magelang ke Jakarta, Ricky bercerita bahwa dia pengin menabrakan mobil ? Diarahkan ke Yosua?" tanya JPU.
"Siap, betul bapak," ungkap Richard.
"Saudara tidak tanya apa alasannya ?" tanya JPU lagi.
"Saya berpikir, dalam pikiran saya 'loh, berarti sudah dari Magelang ini'," imbuh Richard.
"Bisa saudara pertanggungjawabkan keterangan saudara ini ?" tanya JPU.
"Bisa bapak, saya disumpah," jawab Richard.
Menanggapi kesaksian Richard tersebut, Roslin Simanjuntak angkat bicara.
Ia terkejut karena baru mengetahui hal tersebut.
"Jahatnya kalian semua segitu dendamnya kalian sama anak kami. Mereka sudah merencanakan menghabisi nyawa anak kami almarhum Brigpol Yosua," ujar Roslin Simanjuntak. (Tribun Bogor)
Baca juga: Brigadir J Terus Datangi Bharada E dalam Mimpi, Ungkap Bersalah Hingga Tak Tidur Berminggu-minggu
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Baca Berita Lainnya di: Google News