Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Harga Kopra di Sulawesi Utara anjlok.
Padahal beberapa produk Komoditas semisal cengkih, pala, dan vanili cenderung stabil dan harganya masih tinggi.
Harga kopra kini Rp 6 ribu per kilogam.
Sepanjang tahun ini sempat menyentuh Rp 15 ribu per kilogram, namun terus merosot hingga saat ini.
Melihat hal tersebut, Pakar Perkelapaan Dr Tommy Lolowang menjelaskan harga kopra turun karena adanya perubahan selera di pasar.
"Karena saat ini pasar tidak mau lagi kopra yang di asap itu, tetapi kopra putih lebih disukai," jelasnya.
Selain itu harga komoditi kelapa sawit trendnya mengalami subsitusi penurunan, akhirnya ikut berdampak pada harga kopra.
"Jadi ini karena ada perubahan permintaan untuk produk sejenis di pasar,"jelasnya.
Dia pun menyarankan kepada petani untuk melakukan diservikasi atau pendalaman produk antuk mengolah kopra.
"Jadi petani harus mengembangkan kapasitas.
Kemudian mengolah kelapa kepada produk turunan yang lebih dalam,"jelasnya
Karena dia melihat sejauh ini pada bagian kelapa tidak hanya daging, ada tempurung, sabut dan air yang selama ini belum diapa-apakan oleh petani.
"Padahal itu jika diolah lebih dalam akan mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi,"jelasnya.
Produksi Kopra
Berdasarkan trend 5 tahun terakhir dari 2017 sampai 2022, rata-rata produksi Kopra di Sulut meningkat 1,5 sampai 2 persen.
"Jadi kalau dilihat trendnya meningkat 5 tahun terakhir sejalan dengan luas tanam kelapa yang juga mengalami peningkatan,"jelasnya
Dia pun melihat banyak lahan di Sulut yang cocok untuk kelapa, tapi dibiarkan dan tidak diola kemudian.
"Di Indonesia, Sulawesi Utara merupakan penghasil kopra terbesar kedua setelah Riau.
Sebenarnya sudah banyak usaha yang sudah dilakukan pemerintah pusat dan daerah, yang diarahkan untuk intensifikasi dan ekstifikasi, seperti distribusi benih kelapa.
Menurutnya sejak bulan oktober dia melihat harga kopra menurun, namun seminggu belakangan ini harganya sudah naik.
"Mungkin belum ditransmisi, padahal trend harganya satu ninggu ini sudah naik, Rp 7500 sampai Rp 8000, sementara kopra putih stabil diharga Rp 11.000.
Dia mengaku sudah melakukan penelitian jika kopra adalah break event point di 7500 sampai 8000.
"Itu nda untung dan rugi, jadi kalo dibawah harga itu rugi dan tidak menutupi biaya,"jelasnya (Ren)
• Link Nonton Piala Dunia 2022 Brasil vs Swiss, Neymar dan Danilo Cedera