Piala Dunia 2022

Kisah Kampung Argentina di Manado, Bermula dari Piala Dunia 1986, Ironisnya Setiap Hujan Warga Sedih

Penulis: Indry Panigoro
Editor: Indry Panigoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maradona, dan Kisah Kampung Argentina di Manado

Setiap hujan pasti kebanjiran.

Hal ini sontak membuat warga sedih dan galau setiap kali hujan.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Air naik hingga dada manusia dewasa.

Di beberapa tempat yang dekat sungai, air menjangkau atap.

Warga pun mengungsi di mesjid, rumah kerabat hingga ke tepi jalan.

Ada pula yang memilih tinggal di lantai dua rumah mereka.

Beberapa rumah dibuat  berlantai dua gara - gara seringnya banjir melanda wilayah tersebut.

Amatan Tribun, air sudah surut namun lumpur setinggi tulang kering orang dewasa masih menggenangi seisi kampung.

Warga sibuk membersihkan lumpur. Pembersihan berlangsung secara tradisional karena tak ada alkon.

Sejumlah anak menjadikan lumpur  sebagai tempat bermain.

Mereka berski lantas menjatuhkan diri.

Beberapa anak lainnya tetap bersekolah.

Seorang siswi wanita berjilbab berjalan meniti lumpur sambil mengangkat roknya sedikit ke atas.

Siswa lainnya yakni seorang pria memegangi sepatunya dengan tangan kanan sambil tangan kirinya memegang ponsel.

Halaman
1234

Berita Terkini