Hari Pahlawan

Selamat Hari Pahlawan 2022, Berikut Daftar Orang Sulawesi Utara yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Penulis: Indry Panigoro
Editor: Indry Panigoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selamat Hari Pahlawan 2022, Berikut Daftar Orang Sulawesi Utara yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Dia memfokuskan usahanya untuk membujuk anggota parlemen lain untuk mendukung gagasan menyatukan NIT dengan Republik Indonesia.

Arnold Mononutu (ketiga dari kanan), Mohammad Hatta (kedua dari kanan), dan Sultan Hamengku Buwono IX (kanan) meninjau parade militer di Yogyakarta pada tanggal 20 Februari 1948. (IPPHOS)

Setelah Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947, Mononutu mendirikan Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Organisasi ini berusaha menyoroti tindakan Belanda yang berupaya untuk kembali menjajah Indonesia.

Pada bulan Februari 1948, ia memimpin sebuah delegasi NIT untuk mengunjungi dan bertemu dengan para pemimpin Republik Indonesia di Yogyakarta.

Pada tahun 1949, NIT menjadi konstituen dari Republik Indonesia Serikat (RIS), yang kemudian dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan digantikan oleh Republik Indonesia yang bersatu.

Menteri Penerangan

Mononutu ditunjuk sebagai Menteri Penerangan dalam pemerintahan Indonesia pada tiga kesempatan terpisah:

Di Kabinet Republik Indonesia Serikat mulai 20 Desember 1949 hingga 6 September 1950.

Di Kabinet Sukiman-Suwirjo dari 27 April 1951 hingga April 1952.

Di Kabinet Wilopo dari 3 April 1952 hingga 30 Juli 1953.

Selama menjabat sebagai menteri penerangan, beberapa daerah di Indonesia diguncang oleh pemberontakan-pemberontakan termasuk di Jawa Barat (Angkatan Perang Ratu Adil), Sulawesi Selatan (oleh Andi Azis), dan Maluku (oleh Chris Soumokil).

Mononutu bersama dengan Soekarno mengunjungi daerah-daerah ini dan dalam rapat-rapat terbuka mempromosikan cita-cita sebuah bangsa yang bersatu.

Pada tahun 1949 sesudah berlangsungnya Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, dalam suatu tim kerja dengan kolega terdekatnya sesama Diplomat, Mr. Soedibjo Wirjowerdojo (yang kemudian mendampinginya selaku charge d'affaires/Wakil Duta Besar di RRC tahun 1953–1955), ia yang pertama kali mengumumkan nama Batavia menjadi Jakarta.

Sedangkan Mr. Soedibjo Wirjowerdojo mengumumkannya di Belanda.

Rektor Universitas Hasanuddin

Pada tahun 1960, Mononutu diminta oleh Soekarno untuk menjadi Rektor Universitas Hasanuddin.

Dalam lima tahun jabatannya sebagai rektor, jumlah mahasiswa bertumbuh dari 4.000 mahasiswa menjadi 8.000 mahasiswa.

Pada awal jabatannya, universitas ini hanya memiliki tiga fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan Fakultas Kedokteran.

Selama masa jabatannya, enam fakultas baru didirikan yakni Fakultas Ilmu Pasti dan Alam, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Sastra, Fakultas Sosial Politik, dan Fakultas Teknik.

Penghargaan

Pada 15 Februari 1961, Mononutu dianugerahi Bintang Mahaputra Utama yaitu penghargaan tertinggi yang diberikan kepada seorang warga sipil oleh pemerintah Indonesia. (Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro)

Artikel ini hasil daur ulang TRIBUNMANADO.CO.ID dari artikel yang sudah tayang di 
TribunManado.co.id 

Berita Terkini