Cerita Rakyat

Kisah Percintaan Bidadari dan Manusia di Pemandian Tumetenden Airmadidi Minut Sulawesi Utara

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah Percintaan Bidadari dan Manusia di Pemandian Tumetenden Airmadidi Minut Sulawesi Utara

Dongeng Tumentenden termanifestasi dalam tarian Tumetenden. 

Tak hanya budaya, mitos itu juga mempengaruhi kehidupan sosial dan politik di Minahasa.

Mitos Tumetenden membuat para wanita di Minahasa selalu berpikir bebas dan tak takut bersaing dengan kaum pria. 

Di masa lalu, banyak pemimpin politik wanita muncul. Mereka memikat masyarakat dengan kecantikan, keberanian serta visi. 

Pemandian ini berada tak jauh dari pusat kota Airmadidi. 

Dari Terminal Airmadidi, bisa naik angkot, transportasi online atau ojek. Jarak Manado ke Airmadidi sejauh 15 kilometer.  Transportasi lancar. 

Pemandian Tumetenden memiliki sebuah kolam berukuran besar. Di bawahnya terdapat sembilan pancuran. 

Warga sekitar menggunakan air dari sembilan pancuran itu untuk mandi dan mencuci.

Pada sisi atas terdapat diorama kisah Mamanua dan Lumalundung yang terpahat pada dinding.

Sebuah patung, agaknya itu Lumalundung, berdiri diantara diorama itu dan kolam.

Samping kiri kolam terdapat aula yang biasa digunakan mementaskan tarian tunetenden. 

Denny Lengkong warga sekitar mengatakan, air di kolam itu berasal dari gunung klabat. Air tersebut tak pernah kering.

"Di musim kemarau pun airnya tetap banyak," kata dia. 

Ansye warga lainnya mengatakan, dirinya kerap mandi dan mencuci disana.

Mengenai mitos air itu bisa menyembuhkan, menurut dia, bergantung kepercayaan tiap orang.

Halaman
1234

Berita Terkini