Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - NasDem dan Anies Baswedan membawa misi untuk memenangkan hati pemilih di Sulawesi Utara.
Terkait hal ini, Taufik Tumbelaka, Pengamat Politik Sulawesi Utara mengingatkan soal nasib Gerindra di pemilu sebelumnya.
Pemilihan Calon Presiden masih 2024, namun tensi politik sudah mulai memanas.
Setidaknya 3 figur dijagokan untuk diusung Parpol menjadi Bakal Capres 2024.
Tiga sosok ini yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Lalu seperti apa peta persaingan Bakal Capres 2024 khusus di Provinsi Sulawesi Utara.
Taufik Tumbelaka Pengamat Politik Sulut menyampaikan, pemilih di Sulawesi Utara itu paling sensitif dengan politik Identitas.
Politik Identitas yang mencuat sejak Pilkada 2017, di mana Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menjadi korban.
Hal ini pun memantik simpati dan empati masyarakat Sulawesi Utara.
Terbukti Parpol yang dianggap memainkan politik Identitas saat momen politik berikutnya di Sulawesi Utara 'dihukum' para pemilih Sulawesi Utara.
"Masih ingat Partai Gerindra yang berjaya di Sulawesi Utara Pemilu 2014, saat Pemilu 2019 terjun bebas," kata dia.
Pasalnya saat Pemilu 2014 Partai Gerindra menjadi kekuatan besar di Sulawesi, berbekal kampanye Prabowo Subianto yang berdarah Minahasa, etnis terbesar di Sulawesi Utara.
Partai Gerindra di Pemilu 2014 mengamankan 1 Kursi DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara.
Di Pemilu DPRD Sulut, Parpol berlambang kepala Garuda ini berhasil memenangi 6 Kursi DPRD Sulawesi Utara.
Pun di DPRD Kabupaten/Kota menempatkan kader-kadernya.
Namun kejayaan Gerindra di Sulawesi Utara ikut surut setelah Pilkada DKI Jakarta 2017.
Partai Gerindra koalisi dengan PKS mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Ketika itu politik identitas kental dimainkan, berbuntut di penjaranya Ahok.
Pilkada DKI Jakarta dimenangkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Masyarakat Sulawesi Utara pun tak melupakan peristiwa itu, saat Pemilu 2019, Partai Gerindra 'dihukum' Pemilih Sulawesi Utara.
Gerindra kehilangan kursi di DPR RI. Ketika Pemilu 2014 punya 6 Kursi DPRD Sulawesi Utara, hasil Pemilu 2019 menyusut tinggal 2 kursi.
Kini giliran Figur Utama Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan yang siap nyapres 2024 diusung Partai NasDem
Taufik Tumbelaka menyampaikan, masyarakat Sulawesi Utara kemungkinan masih mengingat kembali peristiwa Pilkada DKI Jakarta 2017.
Jika dulu Partai Gerindra yang 'dihukum', khusus di Sulawesi Utara, Partai NasDem harus siap-siap
Ia menilai, Anies Baswedan kemungkinan akan melepas pertarungan di Sulawesi Utara.
Apalagi Sulawesi Utara sebagai daerah minoritas tidak memberikan sumbangsih besar dalam suara di Pilpres.
Efeknya justru akan paling dirasakan Partai NasDem di Sulawesi Utara.
"Partai NasDem harus berjuang keras untuk menarik simpati masyarakat dengan Capres Anies Baswedan," kata dia.
Partai NasDem saat ini merupakan Partai di posisi runner up.
Saat Pemilu 2019, Partai NasDem gemilang berhasil merebut 2 dari 6 kursi DPR RI.
Mereka bahkan berhasil mengamankan 9 dari 45 Kursi DPRD Sulut.
Jumlah itu meningkat pesat ketika di 2014 Partai NasDem hanya punya 2 kursi.
Kini NasDem punya pekerjaan rumah besar bersama Anies Baswedan memenangkan hati masyarakat Sulut.
Meredam isu ini, salah satu upaya coba digaungkan Anies Baswedan berpasangan dengan figur dari daerah minoritas.
Makanya sempat digaungkan Anies Baswedan berpasangan dengan Luhut Pandjaitan.
Pasangan Anies Baswedan dan Luhut Pandjaitan ini disuarakan NasDem Sulawesi Utara.
Curhat Gerindra
Melki Suawah Mantan Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Utara mengakui, Partai Gerindra di Sulawesi Utara kena efek ekor jas gara-gara sentimen politik Identitas
"Partai Gerindra di Sulawesi Utara yang paling menderita gara-gara isu khilafah, intoleran, FPI yang mendukung Prabowo-Sandi," ujar Melky Suawah.
Tak hanya Sulawesi Utara, efeknya isu itu menghantam daerah minoritas lain semisal Bali dan NTT.
Di lain pihak karena isu itu, Gerindra berjaya di Jawa Barat dan Sumatera Barat.
Bahkan suara naik signifikan, dan menjadi Runner Up Pemilu 2019.
"Ini konsekuensi efek ekor jas. Isu itu dimainkan berdampak ke Pemilu legislatif, ini risiko," ujarnya.
NasDem Optimistis
Victor Mailangkay Ketua DPW NasDem berencana mengundang Anies Baswedan untuk datang ke Provinsi Sulut.
Victor Mailangkey optimistis bisa mendongkrak elektabilitas Anies Baswedan di Provinsi Sulawesi Utara, meski harus berhadapan dengan isu politik identitas Pilkada DKI Jakarta 2017 di mana Anies Baswedan berkompetisi dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Isu politik identitas ini masih melekat di benak masyarakat Sulawesi Utara.
Victor Mailangkey mengakui Pilkada DKI Jakarta 2017 itu cukup membekas, namun akhirnya masyarakat harus melihat kinerja Anies Baswedan ketika memimpin DKI Jakarta.
"Kerja 5 tahun itu penting. Apa dilakukan itu kita sampaikan. Bagaimana pendeta - pendeta, kelompok minoritas merasa bersyukur atas kepemimpinan Anies Baswedan," Kata Victor Mailangkey.
"Izin mendirikan gereja tidak ada masalah, itu fakta, bisa cross cek," katanya.
Masyarakat bisa melihat sendiri apa selama memimpin Anies Baswedan pernah bersikap intoleran
"Apakah sikap intoleran itu hanya framing ke Anies atau kenyataan, bisa cek," ujar Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara ini.
Jika Anies Baswedan dirasa belum populer di Sulut maka tugas Partai NasDem untuk mensosialisasikan
"Kalau belum populer mari sama sama kita populerkan berbasis kinerja,'' kata Mantan Politisi Partai Golkar ini.
Victor Mailangkey memiliki harapan di bawah kepemimpinan Anies Baswedan nanti Penduduk Indonesia akan merasa setara, bisa tinggal nyaman jadi warga Indonesia, sama seperti yang dirasakan warga DKI Jakarta saat ini.
Sebelumnya Partai NasDem telah mendeklarasikan calon presiden (capres) yang bakal diusung pada Pilpres 2024, Senin (3/10/2022).
Deklarasi nama capres tersebut digelar di Kantor DPP Partai NasDem, Jalan RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan jadi calon presiden pada Pilpres 2024. (ryo)
• Lolly Pasang Badan Bela Nikita Mirzani Sang Ibu, Ungkap Kekesalan di Media Sosial
• September 2022 Jadi Bulan Terakhir Lucky Sondakh Kunjungi Fakultas Peternakan Unsrat Manado