Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.
"Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.
Arti Nama
1. Hananya atau Sadrakh
"Sadrakh" (tulisan bahasa Aram/Ibrani: "שדרך", šaḏ·raḵ) adalah nama bahasa Kasdim yang berarti "lembut"atau "penulis raja atau besar"[4] atau "perintah dari dewa Akhu", yang diberikan oleh pemimpin pegawai istana. Nama aslinya dalam bahasa Ibrani adalah Hananya (bahasa Ibrani: חנניה, ḥă·nan·yāh; bahasa Inggris: Hananiah; "pemberian atau rahmat YHWH).
2. Misael atau Mesakh
"Mesakh" (tulisan bahasa Aram/Ibrani: "מישך", mê·šaḵ) dalam bahasa Kasdim artinya "yang menarik dengan kekuatan"[3] atau "tamu raja"[4] (atau nama seorang dewa Babel),[5] yaitu nama yang diberikan kepada Misael (bahasa Ibrani: מישאל, mî·šā·’êl; bahasa Inggris: Mishael; "Yang seperti El/Allah").
3. Azarya atau Abednego
"Abednego" (tulisan bahasa Aram/Ibrani: "עבד נגו", ‘ă·ḇêḏ nə·ḡōw) dalam bahasa Kasdim artinya "hamba terang; bersinar" atau "hamba dewa Nego (atau Nebo)",[4][5], yaitu nama yang diberikan kepada Azarya (bahasa Ibrani: עזריה, ă·zar·yāh; bahasa Inggris: Azariah; "Yang ditolong oleh YHWH").
Dari kisah 3 pemuda ini kita bisa mengambil pelajaran yaitu:
1. Berani berkata tidak terhadap dosa
2. Berani mempertahankan iman dan kesetiaan (tidak tergoyahkan)
3. Mempercayai Tuhan melebihi apapun
Baca Berita Tribun Manado disini: