TRIBUNMANADO.CO.ID - Tragedi maut yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang Sabtu (1/10/2022) menyisahkan duka mendalam.
Sejumlah pihak menyayangkan kejadian ini dapat terjadi.
Publik dalam negeri bahkan luar negeri menyoroti tragedi ini.
Baca juga: Barcelona, Mesut Ozil Hingga Lee Min Ho Sampaikan Ucapan Duka Atas Tragedi Kanjuruhan
Terungkap kini cerita keluarga korban yang tewas dalam kerusuhan yang terjadi usai laga Arema vs Persebaya.
Dari para korban yang tewas ada salah satu aremania bernama Hutriadi Hermanto (37) yang jadi korban.
Adik Hutriadi Hermanto, Kurnia merasa pilu mengetahui sang kakak tewas dalam tragedi ricuhnya laga Arema FC vs Persebaya tersebut.
Kunia menyebut wajah sang kakak menghitam sebelum akhirnya dimakamkan di TPU Desa Kendalpayak, Pakisaji, Malang, Minggu (2/10/2022).
Kurnia menduga wajah sang kakak menghitam lantaran terkena gas air mata.
"Wajah kakak saya hitam karena terkena gas air mata," jelas Kurnia Sandi, adik almarhum kepada SURYAMALANG.COM.
Kurnia melihat wajah kakaknya di RS Wava Husada, Kepanjen dan menurutnya, semua korban meninggal yang kena gas air mata wajahnya hitam.
Saat dimandikan, bagian dada jenazah bersih dan ada luka di lengan dan paha yang diduga almarhum terkena injak.
Anggota keluarga memotret kondisi almarhum saat memandikan jenazah dan menurutnya, keluarga menerima kondisi ini karena sudah terjadi.
Kendati begitu, keluarga menyayangkaan kejadian ini bisa terjadi.
"Kakak saya memang suka nonton bola.
Baca juga: Kesaksian Aremania, Ceritakan Suasana Mencekam di Stadion Kanjuruhan
Sebenarnya teman-teman kakak saya banyak yang tidak nonton kemarin.
Tapi kakak saya dapat tiket dari tetangga," kata dia.
Akhirnya korban berangkat ke Stadion Kanjuruhan dan teman kakaknya bernama Bachtiar, menelpon Kurnia pada pukul 23.00 WIB.
Bachtiar menanyakan kakaknya sudah pulang atau belum, kemudian ada telepon dari vokalis D'kross, Tiwus pada pukul 00.10 WIB.
Tiwus tidak menemukan korban di RSUD Kanjuruhan dan ternyata jenazah korban ada di RS Wava Husada.
"Mas Tiwus menangis di RS Wava. Saya tidak bertanya lagi. Saya lihat sudah banyak mayat di ruangan dekat IGD," terangnya.
Kurnia melihat jenazah kakaknya di ruang tersebut.
"Ada perempuan yang menangis di belakang saya sambil minta saya istigfar," imbuhnya.
Perempuan itu mengaku sempat ditolong korban saat keluar stadion bila tidak ditolong korban, mungkin perempuan itu meninggal.
"Kakak saya mengangkat perempuan itu," jelasnya.
Setelah menolong perempuan itu, korban masuk stadion lagi dan almarhum duduk di tribune selatan yang banyak gas air mata.
'Ya Allah, Nak!' Pecah Tangis Sugianto, Wajah Pucat Pasi Anak Sudah Jadi Jenazah, Korban Kanjuruhan
Sama seperti Kurnia, Sugianto, ayah M Nizamudin juga lemas saat tahu anaknya yang masih SMP tersebut meninggal akibat pertandingan Arema FC vs Persebaya.
Melansir Tribunnews, tangis Sugianto berkali-kali pecah setelah melihat wajah anaknya pucat pasi dalam selembar foto di kertas HVS berukuran A4.
"Ya Allah le," ujar Sugianto sambil menangis seraya meratapi foto wajah anaknya dalam lembar kertas HVS tersebut, Minggu (2/10/2022).
Ayah dua anak itu pun tak kuasa menahan tangis saat dihampiri Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang,
Baca juga: Sosok Brigadir Andik Purwanto, Polisi yang Tewas dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan, Bhabinkamtibmas
Ia tengah berada di depan lorong utama Kamar Mayat rumah sakit tersebut saat Khofifah menghampirinya.
Pilu, Sugianto menunjukkan selembar kertas yang terdapat foto anaknya kepada Khofifah.
"Ini anak saya bu.
Masih SMP bu," ujarnya dengan suara terbata-bata.
Sugianto mengungkapkan, anaknya yang menjadi korban tersebut merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.
Ia pun menceritakan bagaimana Nizam pergi ke pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya itu, hingga saat-saat terakhir berkomunikasi dengan anaknya.
Menurutnya, sejak Sabtu (1/10/2022) pagi, sang anak memang telah berencana pergi bersama sejumlah teman sekolahnya ke Malang sekaligus melihat pertandingan Bigmatch Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Sempat merasa berat mengizinkan anaknya bepergian, namun Sugianto juga tak ingin anaknya murung karena dilarang menonton dan bermain dengan teman-temannya.
Ia pun akhirnya mengizinkan putra bungsunya untuk pergi menonton pertandingan tersebut.
Hingga pada malam terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, ia mendapatkan kabar tak mengenakkan.
Sejumlah teman anaknya memberikan kabar bahwa M Nizamudin hilang dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
"Saya tahu dari teman-temannya yang ngajak pada Sabtu sore itu.
Banyak temannya sekitar 10 orang, datang ke rumah," ungkapnya.
Diketahui kemudian bahwa putranya menjadi korban dalam kerusuhan tersebut.
Menurut Sugianto, ia sempat menelpon putranya sebelum pertandingan dimulai, yaitu sekitar pukul 18.00 WIB.
Diketahui pertandingan Arema FV vs Persebaya Surabaya itu dimulai pukul 20.00 WIB.
Meski telponnya tak diangkat, namun Nizam masih sempat mengirimnya pesan singkat.
Sugianto tak menyangka, pesan melalui WhattsApp (WA) tersebut menjadi kalimat terakhir dari sang anak, sebelum tewas.
"Terakhir komunikasi waktu pertandingan, hampir pertandingan.
Sempat saya telepon, tapi enggak angkat.
"Cuma dia WA 'ada apa pak?' Setelah itu gak ada kontak lagi, sampai pagi tadi jadi mayat," pungkasnya.
Sementara itu, jenazah Nizam telah diantarkan rumah duka yang berlokasi di Karang Pandan, Rejoso, Pasuruan pada sore tadi (2/10/2022, seperti diungkapkan Kepala Desa (Kades) Karang Pandan, Ahmad Yunus.
Kapolri Jenguk Korban Selamat
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menjenguk korban luka yang hingga kini masih dirawat di RSUD Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Minggu (2/10/2022) malam.
Baca juga: Pernyataan Presiden Jokowi hingga Presiden FIFA Terkait Tragedi Mencekam Stadion Kanjuruhan
Adapun tersisa 11 dari 93 orang korban luka yang ditangani oleh rumah sakit tersebut.
Listyo saat itu mendapatkan penjelasan langsung dari tim dokter yang menangani pasien.
Menurutnya, beberapa pasien yang mengalami gejala ringan sudah boleh pulang.
"Dan 93 dari yang kita tangani sisa 11 orang. Kebanyakan ringan dan sedang. Ringannya kami pulangkan. Dari 93 itu sisa 11 korban. 8 orang dirawat di IGD, 2 di ICU dan satu orang di ruang inap," ujar dokter tersebut seperti dikutip dalam press rilis, Senin (3/10/2022).
Listyo juga sempat menyapa keluarga pasien yang dirawat.
Ia pun meminta keluarga sabar dan berjanji akan merawat hingga sembuh.
"Yang sabar ya bu. Yang penting sembuh dulu," kata Listyo.
Artikel ini tayang di TribunNewsmaker.com Tribunnews.com
Baca Berita Tribun Manado disini: