Hal tersebut terjadi rutin 3-4 kali sepekan.
Bunga yang tak tahan akhirnya melarikan diri dari panti asuhan pada 2021.
Hanya bermodalkan sandal dan pakaian di badan, kondisinya sangat nelangsa.
Tak ada tempat berteduh, pun mengadu.
Ia sempat berpikir akan mati menyusul ayah dan ibunya.
Bunga lantas tinggal di Manado bersama kakaknya.
Kemudian Bunga kembali Bolmong, ke rumah paman dan bibinya.
Ia yang awalnya periang, jadi pemurung. Bunga sering menyendiri.
Tatapannya kosong.
Dia jadi malas makan, lebih sering menangis di pojok kamar.
Sang paman dan bibi yang sudah mencium gelagat buruk, lantas menanyai bunga. Ia pun mengaku telah dilecehkan.
Satryano Pangkey menuturkan, tim LBH Manado turun ke lokasi untuk menyelidiki.
"Terungkap semuanya ada tujuh orang anak jadi korban, bahkan ini bisa bertambah," kata dia.
Baca juga: Wisata Manado - Menikmati Keindahan Pulau Sara, The Hidden Paradise di Ujung Pulau Sulawesi
Baca juga: Akhirnya Terungkap Komnas Perempuan Sebut Putri Candrawathi Diancam Dibunuh Brigadir J Usai. . .
Sebutnya, korban sudah melapor ke Polda Sulut. Ia berharap Polda Sulut serius menangani kasus ini.(*)