Satryano Pangkey mengatakan, jumlah anak yang tinggal di panti asuhan itu per tahun 2021 berkisar 46 anak, dengan mayoritas anak perempuan.
Panti asuhan tersebut sudah ada sejak belasan tahun yang lalu, dan masih beroperasi hingga hari ini.
Menurut Satryano, besar kemungkinan masih ada korban lain yang enggan bersuara.
Keluarga mereka masih menutupi, bahkan ada yang memilih keluar dari desa untuk menghindar dari musibah yang lebih pelik.
Beberapa tahun lalu ada juga anak lain yang sempat melaporkan sebagai korban kekerasan seksual ke Polres Bolaang Mongondow, tapi sama, hasilnya nihil.
Baca juga: BPJamsostek Bitung Sulawesi Utara Bayar Klaim Rp 17 Miliar Sepanjang Semester I 2022
Baca juga: Kisah Sedih Bunga, Yatim Piatu, Diduga Dilecehkan di Panti Asuhan Bolmong, Nyaris Bunuh Diri
Laporan tidak diproses.
Korban yang melapor saat itu belum diketahui kabarnya sekarang.
Kisah Sedih Bunga, Yatim Piatu, Diduga Dilecehkan di Panti Asuhan Bolmong, Nyaris Bunuh Diri
Di usianya yang ke-14, Bunga (bukan nama sebenarnya, -red), ditinggal sang ibu.
Ibunya meninggal, menyusul ayah Bunga yang sudah meninggal 5 tahun sebelumnya.
Bunga pun menjadi yatim piatu.
Suratan takdir membawanya tinggal di sebuah panti asuhan di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Dirawat di panti asuhan itu, keluarga yang masih tersisa punya harapan besar pada Bunga.
Mereka memimpikan Bunga dapat cepat move on, menyongsong masa depan bahagia, unggul dalam pengetahuan, dan kuat dalam iman.
Maklum saja, pengasuh panti asuhan itu adalah seorang Gembala atau Pendeta berinisial FP (46).