3 puskesmas tersebut yakni Puskesmas Nusa Tabukan, Puskesmas Kahakitang dan Puskesmas Marore.
Di mana pada setiap bulan 3 puskesmas itu melaporan peserdiaan obat dan rencana kebutuhan obatnya.
"Dinas kesehatan juga mempersiapakan rencana kebutuhan obat (RKO) baik yang bersifat tahunan maupun yang bersifat bulanan.
Persediaan obat puskemas ini secara rutin itu di evaluasi dan dimonitoring oleh bidang sumber daya kesehatan khususnya bidang farmasi kesehatan," kata Pasandaran.
Ia menerangkan, adapun kendala yang terjadi, kecuali pada kondisi tertentu apa bila ada gangguan faktor alam.
"Seperti cuaca sehingga menyulitkan pengiriman atau misalnya ke marore ada hambatan kapal," sambungnya.
Kadis menerangkan pula bahwa sejak tahun 2020, 2021 hingga 2022 pemerintah telah menyiapkan anggaran yang dibutuhkan untuk kepentingan mendistribusi.
"Jadi misalnya kalaupun kapal-kapal tertentu yang rutin melayani masyarakat di pulau-pulau itu terhambat, kita bisa sewa perahu atau boat untuk membantu mendistribusi sampai ke puskesmas," terangnya.
Diketahui pendistribusian obat-obatan ke puskesmas kepulauan cuma membutuhkan waktu kurang lebi stenga jam hingga 7 jam.
"Hanya pada kondisi extreme, kadang-kadang kita di wilayah sangihe ada bulan-bulan tertentu itu kondisi alam lautnya cukup ganas sehingga menyulitkan mobilisasi dan distribusi logistik obat ke pulau-pulau.
Itu sebabnya khusus di wilayah pulau kalau mereka mau ajukan permintaan selalu kami minta untuk buffer stock.
Sehingga apa bila terjadi situasi kondisi alam yang tidak terkendali jangan sampai terjadi kekosongan," tutup mantan Direktur RS Liun Kemdage Tahuna. (nel)
• Nasib Kekasih Brigadir J, Kini Takut usai Beri Kesaksian hingga Mengundurkan Diri dari Pekerjaannya
• Benny Wenda Nyatakan Ambil Alih Urusan Negara Papua Barat, Sebut Indonesia Pencuri yang Hanya Diam