TRIBUNMANADO.CO.ID - Irjen Pol Purnawirawan Seno sukarto tersinggung dengan tindakan yang dilakukan polisi di Rumah Dinas Polri Duren Tiga.
Dari pengakuannya decoder CCTV satu kompleks diganti oleh polisi.
Diketahui dirinya sebagai Ketua RT tak meneripa laporan terkait decoder diganti.
Baca juga: Baru Terungkap Polisi Ganti CCTV Kompleks Ferdy Sambo Setelah Brigadir J Tewas, Ini Kata Ketua RT
Baca juga: Kumpulan Twibbon Ucapan Selamat Ulang Tahun ke-399 Kota Manado Sulawesi Utara
Baca juga: Masih Ingat Kasus Penyelundupan Senpi Ilegal di Minut dan Sangihe? Berkasnya di Kejari Sudah P21
Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 di kawasan Duren Tiga Jakarta merasa tersinggung karena tidak ada yang melapor saat kejadian baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Seno Sukarto juga merasa geram karena dia seperti tidak dianggap sebagai ketua RT di wilayahnya.
"Sampai sekarang saya ketemu aja nggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," kata Seno.
Mantan Kapolda Sumatera Utara dan Kapolda Aceh itu tersinggung atas sikap polisi yang tidak memandang dirinya sebagai ketua lingkungan.
Seno menambahkan, pihak kepolisian juga kerap memerintah sekuriti tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus RT termasuk Ketua RT.
"Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," ujar dia.
Seno menerangkan dirinya baru mengetahui ada insiden baku tembak yang terjadi pada Jumat (8/7/2022) itu pada Senin (11/7/2022) melalui Youtube.
"Sebetulnya terus terang saya justru melihat di YouTube itu. Itu saya baru tahu loh, itu ada kaitannya dengan itu. Meskipun sebetulnya saya sudah agak ragu-ragu ada apa sih ini sebetulnya," jelasnya.
"Itulah yang saya sesalkan kenapa nggak dilapori soal kejadian itu," sambungnya.
Menurut Seno, sekuriti sempat mendengar bunyi letusan. Namun, suara itu disangka bersumber dari petasan. Sebab, pada saat itu menjelang hari raya Idul Adha.
"Disini ini biasanya menjelang Idul Adha atau tahun baru itu biasanya membunyikan kembang api. Jadi semuanya pada saat itu menyadari bahwa mereka itu menganggap petasan, bukan tembakan. Sehingga tidak ada tindak lanjut setelah mendengar itu tidak ada tindak lanjut, biasa-biasa saja," jelas Seno.