TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Pelaksanaan Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) terus bergulir di Provinsi Sulut.
Sejak diluncurkan, 15 Mei 2022, hampir dua bulan berjalan capaian imunisasi sudah sekitar 41 persen.
Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw pun meninjau pelaksanaan imunisasi Campak Rubella Kelompok Usia 9 bulan sampai 12 Tahun di Aula Mapalus, Kantor Gubernur Sulut, Kota Manado, Rabu (6/7/2022).
"Sesuai petunjuk Pak Gubernur Olly, imunisasi tak perlu lagi tunggu sekolah namun waktu libur kita berupaya optimal, jalan singkat melalui anak-anak PNS dan THL. Dan ini ternyata efektif," kata Wagub Steven Kandouw.
Di tingkat nasional menurut Wagub Sulut menjadi contoh.
"Karena sampai saat ini kita sudah mencapai 41 persen. Mudah-mudahan target dua bulan sudah tuntas semua," kata Mantan Ketua DPRD Sulut.
Ia menyampaikan, Imunisasi Campak Dubella ini sangat penting terutama anak-anak di bawah umur 12 Tahun.
Target Indonesia Sehat di tahun 2025 ini bisa dicapai antara lain dengan melaksanakan imunisasi ini.
"Mudahan-mudahan torang di Sulut akan cepat terpenuhi target. Tapi, saya optimis dua bulan akan terpenuhi target," ungkap Steven Kandouw.
Kepala Dinas Kesehatan, Dr Debie Kalalo menjelaskan, imunisasi sempat terhenti di masa Pandemi Covid 19, sehingga ketertinggalan ini coba dikejar kembali.
Dalam pelaksanaan pemberian imunisasi, dilakukan di sekolah-sekolah maupun di fasilitas kesehatan, dan Posyandu.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw menyatakan komitmen Pemprov Sulut untuk mengeliminasi penyakit Campak dan Rubela.
Secara nasional, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi Campak dan Rubela pada tahun 2023 dan dapat mempertahankan status bebas Polio dan mewujudkan dunia bebas Polio pada tahun 2026.
Dalam masa Pandemi Covid-19 pelaksanaan Imunisasi Rutin tidak berjalan secara optimal, sehingga terjadi penurunan cakupan Imunisasi Rutin secara signifikan yang mengakibatkan timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD31) di beberapa daerah di Indonesia.
“Untuk itu kebijakan Pemerintah Pusat yaitu perlu segera dilakukan penguatan Imunisasi Rutin dan pemberian Imunisasi tambahan kepada anak-anak melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022,” ungkap dr Debie.
BIAN tahun 2022 akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I dilaksanakan mulai Bulan Mei tahun 2022 untuk 27 provinsi di luar Pulau Jawa termasuk Sulut.
Imunisasi yang akan diberikan adalah, Imunisasi Campak dan Rubela pada anak usia 9 bulan sampai usia kurang dari 15 tahun di Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Selain itu, imunisasi Campak-Rubela pada anak usia 9 bulan sampai dengan 12 tahun di Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Imunisasi yang akan diberikan juga imunisasi kejar bagi anak balita yang belum lengkap imunisasi rutinnya bagi seluruh provinsi tersebut.
Penyakit Measles/Campak (Sarampa) dan Rubella (Sarampa Jerman) merupakan penyakit yang sangat menular tetapi dapat dicegah dengan Imunisasi Campak dan Rubella.
Dampak penyakit Campak dapat menyebabkan radang paru-paru, radang otak, diare, radang telinga bahkan dengan komplikasi berat menyebabkan kematian.
Sedangkan Penyakit Rubella (Sarampa Jerman) dapat menyebabkan kecacatan bawaan pada bayi seperti gangguan/gagal jantung, katarak, gangguan pendengaran dan gangguan otak.
Kegiatan dalam BIAN yaitu pemberian imunisasi tambahan Campak Rubella untuk usia 9 bulan sampai kurang dari 12 tahun serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB dan Hib yang terlewat untuk usia 12 bulan sampai 59 bulan.
Manfaat kegiatan BIAN, lanjutnya, adalah untuk mencegah kesakitan dan kecacatan akibat penyakit Campak, Rubella, Polio
Pertusis (batuk rejan), Hepatitis B, Pnemonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) dan Difteri.
“Yang perlu dipertegas lagi, imunisasi ini diberikan secara gratis,” ujarnya.
BIAN akan diluncurkan pada tanggal 18 Mei 2022 secara nasional dan diikuti oleh seluruh provinsi sesuai waktu tahap masing-masing wilayah.
Dinkes Sulut mengimbau juga semua stakeholder untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran terkait pentingnya imunisasi melalui kegiatan promosi kesehatan, advokasi dan pergerakan masyarakat dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan dan ke seluruh sektor. (adv)