TRIBUNMANADO.CO.ID - Idul Adha 1443 H sebentar lagi akan tiba.
Akan tetapi, penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terus menyerang hewan ternak terutama sapi.
Sebanyak 22 provinsi dan 246 kabupaten/kota tertular wabah PMK, berdasarkan data yang diterima Tribunnews dari BNPB.
Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sejumlah peternak sapi berhasil menemukan cara untuk mengobati sapi-sapi yang sakit karena terduga terpapar virus PMK.
Cara mereka menyembuhkan sapi-sapi yang sakit adalah dengan menggunakan ramuan jamu.
Kabarnya, tingkat kesembuhan sapi-sapi mencapai 98 persen setelah sapi-sapi yang sakit diberi ramuan jamu.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapreasiasi inisiatif para peternak tersebut.
Ketika bertandang ke Cemerlang Jaya Makmur (CJM) Farm Tanjungsari di Sumedang, Sabtu (2/7/2022) sore, Mentan memberikan kesempatan kepada peternak untuk menceritakan tentang metode pengobatan tradisional mereka.
Baca juga: Darurat Wabah PMK Jelang Hari Raya Idul Adha, Apa Solusi Pemerintah?
"Ini sudah bagus, silakan petaninya sendiri yang berbicara. Yang jelas intervensi kita untuk menghadirkan obat-obatan, vaksin, sekaligus dokter-dokternya sudah maksimal," kata Mentan.
Dio Wicaksono Adi, pemilik CJM Farm mengatakan bahwa sapi-sapinya telah diinjeksi dan selalu mendapat pengawasan para dokter. Namun, di samping itu dia meramu sendiri jamu untuk pengobatan luka.
"Untuk mulut kami gunakan jamu berupa campuran gula merah, bawang putih, dan larutan penyegar," katanya.
Jamu itu bekerja dengan baik. Untuk penyembuhan luka-luka pada kaki, dia menggunakan rebusan air tembakau dicampur citrun. "Sembuh sangat cepat. Ternak kami 98 persen sembuh, terselamatkan," kata dia.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan di tempat yang sama, bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang telah membentuk satgas penanganan PMK.
"Kami secara serius menangani persoalan PMK ini. Kami sudah ada Satgas, juga kami telah terjunkan 17 dokter hewan yang sejak awal PMK merebak sudah giat berkeliling ke seluruh penjuru Sumedang," katanya.
Wabah Meluas