Luhut Pandjaitan Temukan Biang Keladi Masih Mahalnya Minyak Goreng, Tiap Tempat Berbeda

Editor: Alpen Martinus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan

TRIBUNMANADO.CO.ID- Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya menemukan akar permasalah  yang menyebabkan naiknya harga minyak goreng termasuk kelangkaan.

Luhut Binsar Pandjaitan memang ditugaskan langsung oleh Presiden Jokowi untuk menyelesaikan masalah minyak goreng.

Ia pun mencarikan solusi untuk permasalahan tersebut dan segera menyelesaikannya.

Baca juga: Disebut Menteri Segala Urusan, Luhut Binsar Pandjaitan Rupanya Punya 9 Jabatan

Update harga minyak goreng di Sulut. Ilustrasi Minyak goreng. (Tribun Manado/Ryo Noor)

Harga minyak goreng tak kunjung turun menjadi Rp 14.000 per liter padahal Presiden Jokowi sudah sudah mencabut larangan ekspor.

Sebelumnya, Jokowi sempat melarang ekspor bahan baku dan minyak goreng karena terjadinya kelangkaan.

Namun saat larangan tersebut dicabut, minyak goreng sudah mulai dijual di minimarket.

Namun meski stok minyak goreng sudah terpajang di rak minimarket, ternyata harganya belum normal seperti dulu.

Baca juga: Luhut Binsar Pandjaitan Beberkan Sejumlah Distributor Nakal di Indonesia


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (kompas.com)

Kini penyebab mahalnya harga minyak goreng terungkap.

Biang keladi mengapa harga minyak goreng curah tak kunjung turun menjadi Rp 14.000 per liter sudah ditemukan.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, masalah yang menjadi biang keladi itu berbeda-beda di setiap tempat.

Salah satu masalahnya adalah monopoli, yang membuat realisasi distribusi di lapangan menjadi sulit dan terkendala.

Baca juga: Jokowi Beri Tugas Baru untuk Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Marves Ditunjuk Lakukan Hal Ini

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta implementasi pengetatan protokol covid-19 tersebut dilakukan mulai 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. (Tribunnews)

"Berdasarkan hasil analisa mendalam, realisasi distribusi di lapangan merupakan kunci pengendalian harga yang baik.

(Di tingkat) Distributor II ini jangan sampai ada monopoli yang dimiliki satu orang yang dia menahan harganya dan memainkan harganya," kata Luhut dalam konferensi pers, Minggu (5/6/2022).

Luhut menyebut, salah satu kendala yang membuat harga minyak goreng tak kunjung turun terjadi di Jakarta.

Halaman
12

Berita Terkini