Bahkan, leading atau yang memimpin dalam desain bisnis dari event tersebut, adalah dari BUMN Pariwisata, perbankan hingga Pertamina.
“Nah ini kok tiba-tiba di Formula E minta BUMN jadi sponsor dengan alasan agar BUMN hadir untuk Indonesia. Sejak awal hajatan Formula E itu murni keinginan Gubernur DKI yang dirancang menggunakan APBD. Kalau setiap gubernur dan kepala daerah di Indonesia bikin event lalu menjelang kegiatan dilaksanakan minta BUMN jadi sponsor, itu namanya nodong,” kata dia.
Foto : Suasana meet and greet Formula E di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (2/6/2022). (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)
Dia menilai, seharusnya tidak bisa desakan terhadap BUMN yang baru keluar dari beratnya masa pandemi untuk menjadi sponsor dari ego setiap kepala daerah.
Sebab harus dipahami, BUMN adalah badan usaha. Sehingga Sponsorship itu juga ada unsur murni perhitungan bisnis.
“Jadi bukan kegiatan karikatif atau kegiatan sosial, harus dibedakan dengan sumbangan atau donasi,” lanjutnya.
Karena itu, dia meminta agar panitia Formula E agar tidak membangun wacana negatif untuk menutupi ketidakmampuan mereka melakukan penggalangan dana.
“Tetapi kalau memang dananya sudah cukup, jangan memaksa BUMN jadi sponsor tetapi cukup sebagai donatur atau penyumbang, itu baru masuk akal,” ujar Deddy.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com