Gus Dur bahkan pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi.
Kesenangan Gus Dur lainnya yakni menonton bioskop. Kegemarannya ini membuat dia sangat mengapresiasi industri film.
Inilah alasan mengapa Gus Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.
Pendidikan
Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Di dua tempat inilah ilmu pengetahuan Gus Dur berkembang.
Setelahnya, Gus Dur tinggal di Pesantren Tambak Beras, Jombang, sebelum akhirnya melanjutkan studi ke Mesir.
Gus Dur belajar di Al-Azhar University, Kairo, Mesir, Fakultas Syari'ah (Kulliyah al-Syari'ah) dari tahun 1964 sampai 1966.
Ia lantas melanjutkan studi ke Universitas Baghdad Irak, Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab pada 1966 hingga 1970.
Gus Dur juga sempat pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya di Universitas Leiden.
Gus Dur sempat merasa kecewa karena pendidikannya di Baghdad kurang diakui.
Dia pun berpindah ke Jerman dan Perancis sebelum kembali ke Indonesia pada 1971.
Mengabdi di pesantren
Sepulang dari pengembaraan mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru.
Tahun 1971, dia bergabung dengan Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng, Jombang.