Mengenai penembakan ini, Roem memastikan bahwa Polda Maluku tidak akan menoleransi anggotanya yang berbuat salah.
"Intinya Polda tidak akan melindungi anggota yang melanggar hukum," ungkapnya.
Situasi Sudah Kondusif
Selepas penembakan, muncul aksi protes dari warga. Mereka sempat melakukan pembakaran satu rumah, satu sepeda motor, dan satu mobil.
Roem menjelaskan, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pulau Buru langsung bergegas ke Gunung Botak untuk mengendalikan situasi.
Kapolres juga telah berkoordinasi dengan massa.
Saat ini, terang Roem, kondisi keamanan di wilayah Gunung Botak sudah dapat dikendalikan aparat.
"Kapolres langsung ke lokasi kejadian dan saat ini sudah kondusif situasinya sudah dapat dikendalikan," tuturnya. (*)
Keluarga Korban Minta Pelaku Dipecat
Keluarga korban penambang yang ditembak mati oknum Brimob minta pelaku dipecat.
Diketahui, Mede Nurlatu tewas ditembak anggota Brimob Polda Maluku, Bripka AB di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru pada Sabtu (29/1/2022).
Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif menemui keluarga korban didampingi Dansat Brimob Polda Maluku, Kombes Pol M Guntur, Kabid Propam, dan Kabid Humas Polda Maluku serta Kapolres Pulau Buru dan Dandim 1506 Namlea.
Pertemuan dengan keluarga korban penembakan oknum Brimob itu berlangsung di Markas Polres Pulau Buru di Namlea, pada Minggu (30/1/2022).
Adapun perwakilan dari keluarga korban yang hadir dalam pertemuan itu yakni Yohanes Nurlatu selaku Kepala Soa (Ketua adat) Nurlatu, serta pihak keluarga yakni Samsul Nurlatu dan Wilder Nurlatu.