Untuk menghindari perlunya serangan militer terhadap program nuklir Iran, Mossad berusaha memperlambat program tersebut.
Mossad diduga terlibat pembunuhan sejumlah ilmuwan Iran baik sebelum dan sesudah 2010.
Badan intelijen asing dan lainnya mungkin juga terlibat dalam mencegat dan menyabotase peralatan yang dijual ke Iran oleh perusahaan komersial seperti Siemens, yang kemudian merusak program nuklir Iran.
Tapi yang paling berani dan canggih yang diduga merupakan operasi bersama Mossad dan CIA terhadap program nuklir Iran adalah menyebarkan virus siber Stuxnet.
Worm komputer ini menghancurkan sentrifugal nuklir Iran dalam serangan pada tahun 2009 dan 2010.
Oleh banyak pihak serangan ini adalah serangan maya paling dramatis sepanjang masa.
Lebih dari lima belas fasilitas Iran, termasuk Natanz, diserang dan disusupi oleh worm Stuxnet.
Diperkirakan bahwa sekitar 1.000, atau sebanyak seperlima dari semua sentrifugal Iran pada saat itu, dihancurkan oleh virus.
Mantan wakil kepala spionase Mossad Ram Ben Barak yang ditanya tentang Stuxnet tidak mengkonfirmasi apa yang paling diyakini sebagai peran kunci dalam perencanaan operasi.
Namun ia mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa, "Selama 15 tahun Iran telah mencoba untuk mendapatkan senjata nuklir, dan sampai sekarang tidak memilikinya.
Ia tidak memilikinya bukan karena tidak menginginkannya, tetapi karena banyak alasan yang menghentikannya dari berhasil dan kita perlu memastikan tidak pernah mendapatkannya,” katanya.
3. Membunuh Tangan Kanan Bashar al-Assad pada 1 Agustus 2008
Muhammad Suleiman adalah seorang perwira angkatan bersenjata Suriah, yang juga tangan kanan Presiden Bashar al-Assad.
Ia terpilih untuk menjalankan program nuklir Suriah di luar rantai komando militer sehingga hampir tidak ada seorang pun di Suriah yang tahu tentang hal itu.
Pada tanggal 1 Agustus 2008, Suleiman ditemukan pingsan dan tewas di pantai dekat resor Suriah Tartus di mana dia berlibur.