Berita Minahasa

Ramai Pengunjung, Rumah Kopi Esa Mokan Jadi Tempat Nongkrong Favorite Warga Tondano

Penulis: Mejer Lumantow
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Kopi Esa Mokan Merupakan Salah Satu Rumah Kopi Tertua di Tondano, selalu ramai pengunjung dan jadi tempat ngopi Favorite warga Tondano./ Owner Rumah Kopi Esamokan Yulin Bawael.

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Salah satu tempat ngopi favorite di Minahasa, Sulut, yaitu rumah Kopi Esa Mokan Tondano. 

Ya, rumah kopi yang sederhana ini menjadi salah satu tempat nongkrong favorite masyarakat Tondano. 

Suasananya yang nyaman dan strategis berada diantara pertokoan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. 

Tak ayal, rumah kopi esa mokan ini selalu ramai pengunjung setiap harinya yang datang. 

Selain kopi, ditempat ini juga tersedia berbagai kue kue pelengkap menambah nikmatnya menyeduh kopi. 

Rumah Kopi Esa Mokan ini terletak di Kelurahan Wawalintouan, pusat kota Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Untuk sampai ditempat ini, dari Kota Manado, dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.

Menurut penuturan warga Rumah kopi ini sendiri sudah berdiri sejak tahun 50an dan merupakan salah satu rumah kopi tertua di Tondano. 

Yulin Bawael selaku Owner atau pemilik rumah kopi Esa Mokan saat ditemui Tribunmanado.co.id mengatakan tempatnya ini setiap hari ramai pengunjung. 

"Biasannya pagi hari dan sore hari selalu ramai warga yang datang, apalagi dihari kerja," kata dia kepada Tribunmanado.co.id, Kamis (8/1/2022).

Lanjut Tante Yul, sapaan akrabnya menceritakan, rumah kopi ini sendiri telah berdiri sudah lebih dari 50 tahun, dan masih tetap eksis hingga saat ini. 

Dirinya pun menceritakan awal mula memulai usaha rumah kopi esa mokan ini. 

"Jadi rumah kopi ini telah eksis dari tahun 1950 an, dulu pemiliknya dari China, saya waktu itu bekerja sebagai pelayan di rumah kopi esa mokan ini tahun 70an, hingga pemiliknya meninggal dunia, dan mewariskan rumah kopi ini kepada saya, itu tahun 1993 dan saya berkomitmen meneruskan usaha ini sampai sekarang," tutur Tante Yul. 

Yang menarik, kata tante Yul, seduhan kopi ditempat ini masih dimasak dengan cara tradisional. Yaitu dibakar dengan menggunakan tempurung. 

"Tidak seperti ditempat lain, dimasak menggunakan gas, ditempat ini kopi dimasak dengan cara dibakar sehingga kualitas rasa dan aroma kopi tetap terjaga dengan baik," ungkap Tante Yul.

Halaman
12

Berita Terkini