Baca tanpa iklan
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Setelah sempat tertunda, Pelantikan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Minahasa, akhirnya dilaksanakan, Selasa (21/12/2021).
Pelantikan tersebut dirangkaikan dengan Simposium Ilmiah Kedokteran tentang Vaksinasi Ibu Hamil dan Anak Usia 6-11 tahun.
Ketua Panitia, dr Berounly Star Rey, mengatakan terimakasih kepada semua yang terlibat sehingga Kegiatan simposium dan pelantikan IDI cabang Minahasa tim kerja setelah delapan hari persiapan boleh dilaksanakan.
"Pelantikan ini juga dirangkaikan dengan Simposium vaksinasi bagi ibu hamil bertujuan mengatasi Covid-19 sehingga para dokter mendapatkan pengetahuan tambahan dalam rangka mewujudkan kekebalan komunal," jelas dr Berounly kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (21/12/2021).
Kegiatan dilanjutkan dengan Pembacaan Surat Keputusan (SK) PB IDI tentang susunan dan Personalia Pengurus IDI Cabang Minahasa Masa Bakti 2020-2023.
Ketua terpilih IDI Cabang Minahasa dr Maximilianus Umboh menampaikan ucapan syukur kepada Tuhan.
Karena saat ini boleh menyaksikan pelantilan pengurus IDI Minahasa yang sempat tertunda karena pandemi covid-19 dan boleh dilaksanakan saat ini.
Dirinya berterimakasih kepada panitia pelaksana yang juga sudah menyelenggarakan pelantikan saat ini.
Dan tentunya kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati dan Asisten Bidang Pemerintahan, Kepala Dinas kesehatan Minahasa, serta Ketua IDI Sulut.
"Semoga dengan pelantikan IDI Minahasa akan lebih maksimal lagi, dengan integritas moral dan memiliki komitmen.
Serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Peran IDI akan selalu berdampingan bersama pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan di tanah minahasa," ungkap Ketua IDI Cabang Minahasa.
Sementara itu, Ketua IDI Wilayah Sulut, dr Franckie R.R Maramis M.Kes, PKK, Sp. KKLP menyampaikan apresiasi boleh dilaksanakannya pelantikan IDI Cabang Minahasa.
"Sampai saat ini sudah ada beberapa cabang IDI di Sulut, ini tentu sangat penting apalagi bagaimana kita memahami dan melaksanakan tugas tugas sebagai IDI dengan berbagai spesialisasi yang ada," jelas dr Franckie
Dikatakannya, memang ini perlu menjadi perhatian, karena dalam organisasi IDI, ada Majelis Kode Etik Kedokteran yang menangani terkait adanya pelanggaran kode etik.
Kedua MPPK, terkait dengan keprofesian dengan berbagai spesialis kedokteran. Ketiga, MKKI berkaitan dengan pengesahan perhimpunan dokter Spesialis.