Tajuk Tamu Tribun Manado

Mengenal Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dr Sicilia Kumaat, MPH

Oleh:
dr Sicilia Kumaat, MPH
Dokter Umum di Manado

DEMAM berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepti serta nyamuk Aedes albopictus.

Kasus infeksi DBD banyak terjadi di daerah-daerah dengan iklim tropis, termasuk Indonesia.

Virus penyebab DBD disebut virus dengue (DENV) yang memiliki 4 serotipe: DENV1, DENV2, DENV3, dan DENV4.

Jika seseorang telah terinfeksi salah satu dari serotipe DENV maka orang tersebut akan kebal terhadap infeksi dari serotipe tersebut.

Namun kekebalan lintas serotipe lemah, sehingga orang tersebut dapat kembali menderita DBD oleh serotipe DENV yang berbeda.

Inilah sebabnya seseorang dapat saja mengalami 4 kali infeksi DBD seumur hidupnya.

Setiap tahun sekitar 400 miliar orang terinfeksi dengan DBD, 100 miliar di antaranya mengalami gejala, dan 40.000 meninggal karena DBD berat.

Berdasarkan data tersebut, walaupun pada kebanyakan kasus infeksi DENV hanya menyebabkan penyakit ringan yang bisa tidak disadari sebagai infeksi DBD oleh penderita, namun pada beberapa kasus, infeksi ini dapat berkembang menjadi komplikasi yang dapat menyebabkan kematian.

Gejala yang dialami seorang penderita DBD muncul setelah 4-10 hari setelah gigitan nyamuk yang membawa DENV.

Gejala yang timbul bervariasi, dapat menyerupai gejala flu dan berlangsung selama 3-7 hari.

Demam tinggi biasanya disertai sakit kepala, nyeri dibelakang mata, mual, muntah, pembengkakan kelenjar, nyeri sendi, tulang dan otot, serta ruam merupakan gejala yang sering dialami penderita DBD.

Jika infeksi DBD berkembang menjadi infeksi DBD berat, fase kritis biasanya berlangsung 3-7 hari sejak gejala awal muncul.

Temperatur tubuh penderita akan menurun, namun bukan berarti penderita telah sembuh.

Bahkan penurunan temperatur tubuh ini memerlukan perhatian khusus karena dapat menjadi pertanda infeksi DBD berat.

Gejala infeksi DBD berat meliputi nyeri perut yang hebat, muntah terus menerus, perdarahan pada gusi, muntah berdarah, pernapasan cepat, kelelahan dan gelisah.

Jika terdapat kecurigaan terjadinya infeksi DBD berat maka penderita harus segera dibawa ke unit gawat darurat terdekat untuk mencegah dan/atau mengatasi terjadinya perdarahan hebat, kegagalan organ, dan kebocoran plasma yang dapat menyebabkan syok dan kematian.

Penanganan DBD secara medikamentosa (pengobatan) belum tersedia, artinya tidak ada pengobatan yang secara spesifik dapat mengobati DBD.

Obat-obatan untuk mengurangi gejala dapat diresepkan oleh dokter, namun ada obat-obatan yang tidak dapat dikonsumsi penderita DBD karena dapat meningkatkan resiko perdarahan.

Oleh karenanya jika seseorang mengalami gejala DBD, atau menderita demam selama 3 hari, penting untuk datang dan berkonsultasi kepada dokter dan mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.

Langkah terbaik untuk pengendalian DBD adalah dengan mencegah infeksi DBD terjadi.

Hal ini dilakukan dengan membasmi tempat perindukan nyamuk.

Tidak adanya tempat perindukan nyamuk, maka tidak akan ada nyamuk dewasa yang dapat menjadi pembawa virus, sehingga mata rantai penularan DBD dapat diputuskan.

Gerakan 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas , menghindari gigitan nyamuk, memakai kelambu, serta memakai obat nyamuk harus tetap digalakkan.

Penelitian tentang vaksinasi DBD yang aman dan efektif, serta inovasi dan intervensi terhadap vektor DBD sedang berlangsung diseluruh dunia dan hasil yang menjanjikan semakin terlihat (Beberapa di antara penelitian tersebut akan dibahas dalam artikel berikutnya).

Namun jika masih membutuhan waktu hingga penelitian-penelitian tersebut membuahkan hasil yang akhirnya dapat mengeliminasi DBD, maka langkah-langkah pencegahan adalah pilihan terbaik yang kita punya.

Suatu pepatah yang sangan relevan dengan penyakit DBD adalah pencegahan lebih baik daripada pengobatan.

Mencegah perkembangbiakan nyamuk dapat memutus mata rantai penularan DBD. (*)

Baca juga: Fitur Terbaru WhatsApp, Preview atau Pratinjau Sebelum Mengirim Pesan Suara atau Voice Message

Baca juga: Sempat Pingsan saat Lawan PSMS, Begini Kondisi Kiper Sulut United Ferry Bagus Kurniawan

Baca juga: Datang Jauh dari California, Steve Berbagi Kado untuk Anak di TKB, Penny: Suami Saya Cinta Manado

Berita Terkini