Ini lantaran larutan mineral berwarna abu-abu keruh itu bertemu air laut bersuhu antara 2-4 derajat Celcius dari dasar laut.
Kepundan seperti cerobong itu aslinya adalah tumpukan material mineral yang tertahan akibat proses kimia karena pertemuan dua suhu, air laut dan larutan lava.
Untuk diketahui, larutan mineral (hydrothermal) dari cerobong ajaib itu suhunya di atas 500 derajat Celcius.
Uniknya, meski bersuhu panas tetapi sejumlah biota laut merasa nyaman menempel dan mencari makan di sekitar kepundan.
Misalnya, beberapa jenis udang, lobster kecil, bintang laut, dan cumi.
Di dasar laut dekat gunung juga dijumpai timun laut, cacing sendok, dan laba-laba laut. Terumbu karang di sana pun tumbuh sehat.
Nah, kalau ingin menikmati keindahan kepundan dari titik penyelaman dangkal, kita bisa menuju ke Pulau Mahengetang di Desa Mahengetang, Kecamatan Tatoareng.
Dari ibu kota kabupaten di Tahuna, dapat ditempuh dengan perjalanan laut selama 1 jam atau 5 jam dari Manado.
Letaknya di barat daya Pulau Mahengetang, kita dapat menjumpai gunung api bawah laut bernama sama dengan pulaunya. Masyarakat setempat menamakannya Banua Wuhu.
Jika diukur dari dasar laut, ketinggian Banua Wuhu ini adalah 400 meter di bawah permukaan laut. Puncaknya berada sekitar 6 meter di bawah permukaan laut.
Menurut catatan NOAA, di sekitar fenomena alam bawah laut ini dulunya sempat terbentuk beberapa pulau sebagai dampak proses letusan Banua Wuhu.
Tetapi kemudian menghilang, termasuk sebuah pulau setinggi 90 meter yang terbentuk pada 1835 dan akhirnya hanya berupa susunan beberapa batuan 13 tahun kemudian.
Letusan pada September 1889 membentuk sebuah pulau baru yang mencapai ketinggian 50 meter pada 1894.
Letusan pada April dan Agustus 1904 membentuk lima kawah.
Pulau baru lainnya terbentuk Juli 1918 hingga Desember 1919, dan menghilang sepenuhnya pada 1935.